datang kepada-Mu bersimpuh memohon ampunan,
Jika Engkau ampuni memang Engkau adalah Pemilik Ampunan,
Tetapi jika Engkau menolak taubatku, maka kepada siapa lagi aku berharap?)
Agar permohonan ampunannya diterima, Abu Nawas seperti hendak mengambil hati Tuhannya. Dia menutup syairnya dengan negosiasi tingkat tinggi:
"Jika Engkau ampuni dosaku memang Engkau adalah Pemilik Ampunan, Tetapi jika Engkau menolak taubatku, maka kepada siapa lagi aku berharap?"
Syair ini seolah menjadi gambaran perjalanan hidup Abu Nawas dari manusia yang suka maksiat yang terpengaruh oleh kehidupan hedon-nya semasa menjadi penyair istana, menjadi manusia rohani yang tunduk dengan penghambaan total.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H