Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Khas Ramadan yang Dirindukan, Ya Pengalaman Spiritualnya

16 April 2021   08:07 Diperbarui: 16 April 2021   08:12 860
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kolak pisang, kurma, atau aneka makanan dan jajanan khas Ramadan memang patut dirindukan. Tapi, apakah kerinduan kita pada Ramadan hanya sebatas rindu makanan khas yang hanya muncul di bulan Ramadan saja?

Saya kira tidak. Setiap muslim tentunya lebih merindukan pengalaman spiritual khusus yang begitu indah, yang hanya muncul di bulan Ramadan.

Aneka makanan dan minuman itu bisa kita dapatkan kapan saja. Kerinduan akan panganan khas Ramadan hanya bentuk kerinduan dhohir, atau dari sisi luarnya saja. Sementara sisi batin kita begitu merindukan pengalaman rohani khusus yang sangat indah yang hanya bisa kita dapatkan di bulan Ramadan.

Tak ada bulan yang seistimewa Ramadan. Bulan yang bisa menyatukan seluruh umat Islam sedunia untuk bisa tunduk pada kebesaran Allah, melaksanakan salah satu rukun Islam, yakni puasa Ramadan.

Di bulan Ramadan kita bisa mendapatkan berbagai nilai-nilai mulia. Kita bisa melihat bagaimana umat Islam berlomba-lomba menyediakan takjil untuk berbuka bersama di masjid atau musholla. Kita bisa melihat umat Islam berlomba-lomba mengeluarkan sedekah terbaiknya. Kita bisa melihat pula umat Islam berlomba-lomba memenuhi masjid untuk salat tarawih bersama. Adakah kita menyaksikan atau mengalami pengalaman rohani seindah ini di bulan lainnya?

Tidak ada. Pasca Ramadan, suasana spiritual itu lenyap tak berbekas. Itu sebabnya dikatakan orang, 11 bulan lain cemburu pada Ramadan

Rasulullah Saw melukiskan keadaan bulan Ramadan ini dalam hadisnya,

Apabila masuk Ramadhan, terbuka pintu-pintu Rahmat, tertutup pintu-pintu neraka jahannam, dan terbelenggu para setan (HR Ahmad dari Abu Hurairah).

Dalam redaksi lainnya yang diriwayatkan Imam Bukhari, Rasulullah bersabda

Apabila masuk Ramadhan terbuka pintu langit, tertutup pintu neraka Jahannam, dan setan-setan pada terbelenggu. (HR Bukhari dari Abu Hurairah).

Sementara Imam Muslim meriwayatkan hadis yang sama dari Abu Hurairah dengan redaksi

Apabila tiba bulan Ramadhan terbuka pintu-pintu surga dan tertutup pintu-pintu neraka serta setan-setan pada terbelenggu (HR Muslim dari Abu Hurairah).

Ketiga hadis itu sama-sama bersumber dari Abu Hurairah. Meski redaksinya berbeda (terbukanya pintu langit, pintu surga dan pintu rahmat), makna ketiga hadis tersebut tidak bertentangan.

Pintu surga, itu juga yang disebut pintu langit, sebab langit dipahami sebagai yang tinggi, agung dan mulia. Puncak kemuliaan dan keagungan adalah surga. Demikian juga pintu Rahmat, maksudnya pintu surga, yakni puncak Rahmat Allah itu adalah terbukanya pintu surga.

Mengutip penjelasan Dr. H. Wajidi Sayadi, Ketua Komisi Fatwa MUI Kalimantan Barat di laman Facebook-nya, dalam kitab Irsyad al-'Ibad ila Sabil ar-Rasyad, ada kisah yang bisa memberi gambaran pada kita betapa istimewanya bulan Ramadan hingga patut kita rindukan: 

Ada seseorang yang dalam kesehariannya bergelimang kemaksiatan dan lalai menjalankan kewajiban agamanya. Anehnya, perilakunya berubah 180 derajat saat di bulan Ramadan. Ketika tiba bulan Ramadan, orang ini begitu menghormati, sadar dan tobat. Ia jadi rajin puasa, salat lima waktu dan salat-salat sunah tak pernah ia lewatkan.

Tetangga dan teman-temannya pada heran dan bertanya kepadanya, ada apa ini, kok penampilannya berubah?

Orang itu menjawab, "Bulan ini adalah bulan tobat, bulan penuh rahmat, dan penuh berkah. Semoga dengan karunia-Nya Allah memaafkan segala dosa dan kesalahanku."

Tak lama sebelum Ramadan pergi, ia meninggal dunia. Seorang ulama besar dan berpengaruh kemudian bermimpi ketemu dengannya. Ulama ini pun bertanya, bagaimana sambutan Allah terhadapnya.

Orang itu menjawab, "Allah mengampuni dosa-dosaku karena aku menghormati bulan Ramadan."

Nah sekali lagi, adakah keistimewaan pengalaman rohani seindah Ramadan? Sangat layak apabila hati kita selalu merindu Ramadan. Bukan karena panganan khasnya, melainkan karena suasana spiritualnya yang penuh keberkahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun