Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

5 Soft Skill yang Wajib Dikuasai Pekerja, Apapun Jurusan Kuliahnya

5 April 2021   07:22 Diperbarui: 5 April 2021   10:23 1332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perusahaan di bidang kreatif lebih menginginkan calon pekerja dengan soft skill yang baik (ilustrasi: unsplash.com/Akson)

Selama lebih dari 10 tahun bekerja di bidang pemasaran, saya banyak bertemu manager, pimpinan atau direktur perusahaan dengan berbagai latar belakang pendidikan. Sebagian dari mereka bahkan tidak memiliki ketrampilan keras (hard skill) yang sesuai dengan posisi atau jabatannya.

Apa yang saya temui itu menyadarkan kita bahwa pasar kerja sekarang telah mengalami pergeseran. Dalam dunia yang berubah sangat cepat, tak ada lagi salah profesi, melainkan bagaimana kita harus beradaptasi. 

Banyak perusahaan tidak lagi memandang disiplin ilmu kuliah sebagai dasar penerimaan calon karyawan. Sebaliknya, perusahaan-perusahaan di bidang kreatif lebih menginginkan calon pekerja dengan keterampilan lunak (soft skill).

Calon pekerja dengan soft skill yang kuat sangat dibutuhkan untuk berbagai jenis pekerjaan. Apa itu soft skill, dan mengapa itu sangat penting bagi calon pekerja jaman digital?

Pengertian Soft Skill dan Atributnya

Soft Skill (keterampilan lunak) adalah keterampilan berupa atribut interpersonal yang memungkinkan kita menyesuaikan diri di tempat kerja -- dengan kata lain, keterampilan bergaul. Termasuk dalam keterampilan lunak ini adalah kepribadian, sikap, fleksibilitas, motivasi, dan tata krama. Soft skill sangat penting sehingga sering menjadi alasan pemberi kerja memutuskan apakah akan mempertahankan atau mempromosikan seorang karyawan.

Soft skill berbeda dengan hard skill (juga dikenal sebagai keterampilan teknis), yang secara langsung relevan dengan pekerjaan yang kita lamar. Ini seringkali lebih dapat diukur, dan lebih mudah dipelajari daripada soft skill.

Sarjana atau lulusan diploma jurusan apa pun, alat ukurnya adalah nilai kuliah atau IPK. Sementara soft skill-nya hanya bisa dilihat ketika pemberi kerja mewawancarai atau ketika calon karyawan itu sudah bekerja.

Tukang bangunan misalnya, punya hard skill menata bata atau ubin, mengukur proporsi adukan semen dan keterampilan lain sesuai dengan profesinya. Sementara soft skill yang dibutuhkan tukang bangunan adalah kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif dengan kuli bangunan, mandor proyek atau kliennya.

Agar berhasil di tempat kerja dan tidak merasa salah profesi, kita harus memiliki keterampilan bergaul yang baik. Kita harus rukun dengan semua orang yang berinteraksi dengan kita, termasuk manajer, rekan kerja, klien, vendor, pelanggan, dan siapa pun yang berkomunikasi dengan Anda saat bekerja. Ini adalah jenis keterampilan yang dihargai semua pemberi kerja.

Setiap pengusaha atau pemberi kerja menginginkan karyawan yang mampu berinteraksi secara efektif dengan orang lain. Keterampilan ini juga sangat sulit untuk diajarkan karena tergantung pada kepribadian masing-masing orang.

5 Soft Skill yang Wajib Dikuasai Pekerja

Apa saja keterampilan bergaul atau soft skill yang dibutuhkan calon pekerja?

Komunikasi

Sebagai makhluk sosial, kita membutuhkan keterampilan komunikasi yang baik. Salah komunikasi bisa menyebabkan hubungan sosial kita memburuk.

Begitu pula, keterampilan komunikasi sangat penting untuk dikuasai di hampir setiap pekerjaan. Dalam lingkungan kerja, kita perlu berkomunikasi dengan atasan, rekan kerja, klien, calon pelanggan, kolega atau vendor.

Keterampilan komunikasi tak hanya tentang bagaimana berbicara dengan jelas dan sopan secara langsung. Menjadi pendengar yang baik juga merupakan bentuk keterampilan komunikasi yang harus dikuasai setiap pekerja. Pengusaha menginginkan karyawan yang tidak hanya dapat mengkomunikasikan ide mereka sendiri, tetapi juga mendengarkan orang lain dengan penuh empati.

Berpikir kritis

Karyawan memang seringkali diharuskan bekerja berdasarkan perintah atau tugas yang diberikan atasan. Namun dalam situasi tertentu, perusahaan menginginkan karyawan yang dapat menganalisis situasi dan membuat keputusan sendiri berdasarkan informasi.

Itu sebabnya keterampilan berpikir kritis mutlak dikuasai oleh setiap pekerja. Apakah pekerjaan kita berhubungan dengan data, mengajar siswa, bahkan pekerjaan kasar sekalipun, kita harus mampu memahami masalah, berpikir kritis dan menemukan solusi. Keterampilan yang terkait dengan berpikir kritis meliputi kreativitas, fleksibilitas, dan rasa ingin tahu.

Kepemimpinan

Jadi bawahan butuh soft skill kepemimpinan?

Betul. Justru dari soft skill inilah pemberi kerja bisa tahu kita punya potensi untuk naik jabatan atau memegang posisi yang lebih penting. Kalau tidak punya jiwa atau keterampilan kepemimpinan, bagaimana perusahaan bisa percaya kita bisa memimpin orang lain?

Kepemimpinan tidak hanya bagaimana membuat keputusan sendiri atau mendelegasikan tugas kepada orang lain. Keterampilan kepemimpinan juga berarti kita harus dapat mengelola situasi dan orang lain untuk bersama-sama menyelesaikan tugas atau menuju satu tujuan. Keterampilan lain yang terkait dengan kepemimpinan termasuk kemampuan untuk menyelesaikan masalah dan konflik antara orang-orang.

Etos Kerja

Kesuksesan selalu dikaitkan dengan etos kerja. Orang-orang yang sukses, baik sebagai wirausahawan atau pekerja memiliki etos kerja yang kuat dan sikap positif yang melekat dalam kepribadiannya.

Orang-orang seperti itu selalu datang untuk bekerja tepat waktu, menyelesaikan tugas tepat waktu, dan tetap fokus dan teratur. Mereka mampu menganggarkan waktu untuk menyelesaikan pekerjaan mereka secara menyeluruh. Meskipun mereka dapat bekerja secara mandiri, orang dengan etos kerja yang kuat juga dapat mengikuti instruksi.

Sikap Positif

Etos kerja yang kuat mensyaratkan sikap positif yang konsisten. Pengusaha selalu mencari orang yang akan membawa sikap positif ke kantor. Mereka menginginkan karyawan yang ramah kepada orang lain, bersemangat untuk bekerja, dan umumnya senang berada di sekitar. Mampu menjaga hal-hal tetap positif sangat penting jika kita bekerja di lingkungan kerja yang serba cepat dan penuh tekanan. 

Kesimpulan

Bergesernya pasar kerja yang tidak lagi menggantungkan harapan pada pekerja berdasarkan disiplin ilmu kuliah mau tak mau menuntut setiap calon pekerja menguasai beberapa soft skill di atas.

Hargai soft skill sebanyak hard skill. Pengetahuan teknis hanya dapat membawa kita masuk ke pintu pekerjaan, namun pada akhirnya kita harus bekerja dengan orang lain dan bahkan mengelola tim. Mungkin suatu saat kita juga ingin memulai bisnis sendiri. Itulah saatnya kita bisa merasakan manfaat soft skill yang sudah kita latih dan kembangkan sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun