Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ciri-ciri Orang dengan Kecerdasan Emosional Rendah

3 April 2021   07:57 Diperbarui: 3 April 2021   08:08 1479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kecerdasan emosi (EQ) sangat penting bagi setiap orang karena dengan EQ yang baik semua hal terkait emosi bisa dikendalikan dengan baik (ncsl.org)

Orang dengan EQ rendah bisa jadi sulit bergaul pada tingkat pribadi atau sosial. Mereka juga sulit diajak bekerja sama karena pada dasarnya mereka tidak dapat menanggapi secara positif bahkan kritik yang paling konstruktif atau bermaksud baik. Itu sebabnya lanjut Daniel Goleman,

... (sementara) orang-orang yang tidak dapat mengendalikan kehidupan emosional mereka melawan pertempuran batin yang menyabot kemampuan mereka untuk pekerjaan yang terfokus dan pemikiran yang jernih. "

Orang yang cerdas secara emosional memiliki pemahaman yang jujur dan realistis tentang diri mereka sendiri.

Sebaliknya, orang dengan kecerdasan emosional rendah kurang memiliki kesadaran emosional. Mereka tidak memahami bagaimana emosi memengaruhi perilaku mereka.

Orang yang cerdas secara emosional mampu menyelaraskan tindakan dengan apa yang mereka rasakan, tetapi mereka tidak membiarkan emosi mengatur hidup mereka. Mereka menanggapi setiap situasi dengan penuh perhatian.

Sedangkan orang yang EQ-nya rendah kurang memiliki kesadaran emosional. Mereka membiarkan emosi mengatur perilaku hidupnya. Mereka menanggapi situasi dari kulit luarnya saja.

Orang yang EQ-nya Rendah Merasa Paling Benar dan Tidak Mau Disalahkan

Ciri paling menonjol dari orang yang EQ-nya rendah adalah selalu merasa dirinya paling benar. Mereka akan sering berdebat dengan orang lain karena ingin memaksakan atau mempengaruhi pendapat orang lain ke sudut pandang mereka. Orang yang kecerdasan emosionalnya rendah mendengarkan lawan bicaranya hanya untuk mencari celah kesalahan, bukan untuk menaruh perhatian.

Orang dengan kecerdasan emosional yang sangat rendah biasanya sangat yakin bahwa mereka selalu benar dan akan berdebat sampai akhir zaman daripada mengakui bahkan satu poin pun dalam sebuah argumen. Berurusan dengan orang-orang argumentatif seperti ini bisa menjadi pengalaman yang membuat frustrasi karena mereka  menolak untuk mengakui hak orang lain untuk memiliki pilihan yang berbeda dari pilihan mereka sendiri.

Orang yang EQ-nya rendah juga cenderung tidak mau introspeksi. Mereka tidak mau mengakui kesalahan yang sudah diperbuatnya. Ketika seseorang tidak pernah bisa mengakui kesalahan, itu juga berarti mereka tidak pernah bisa belajar darinya dan cenderung membuat kesalahan yang sama - dan menyalahkan kambing hitam yang sama - berulang kali, lagi, lagi.

Kesalahan adalah cara kita belajar, dan setiap orang membuatnya. Belajar dari kesalahan atau introspeksi sejati dan benar-benar mengenal diri sendiri dapat membantu kita mengembangkan kesadaran diri, kasih sayang, dan kecerdasan sosial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun