Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Sejarah Catur, dari Tragedi Perang hingga Miniseri "The Queen's Gambit"

25 Maret 2021   08:18 Diperbarui: 25 Maret 2021   08:31 1552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bidak catur dari abad ke-12 koleksi National Museum of Scottland (sumber: wikimedia commons)

Pengaruh kalangan moralis gereja membuat Raja Louis IX dari Prancis melarang permainan catur pada tahun 1254, serta menyebutnya 'tidak berguna' dan 'membosankan'. Pada 1380, pendiri Universitas Oxford, William of Wickham, melakukan hal yang sama.

Pada abad ke-15, aturan yang akrab saat ini diadopsi secara universal oleh para pemain catur. Bidak yang awalnya dikenal sebagai penasehat berubah menjadi ratu yang lebih kuat. Kemungkinan besar perubahan peran bidak ini dipengaruhi oleh banyaknya pemimpin wanita di Eropa (saat itu ada lebih banyak ratu di kerajaan-kerajaan Eropa dibandingkan raja).

Bidak catur dari abad ke-12 koleksi National Museum of Scottland (sumber: wikimedia commons)
Bidak catur dari abad ke-12 koleksi National Museum of Scottland (sumber: wikimedia commons)

Seiring berjalannya waktu, para pemain catur mulai menulis risalah yang menganalisis langkah pembukaan dan langkah skakmat yang biasa digunakan. Ini adalah awal dari munculnya teori catur.

Saat Mesin Superkomputer Catur Mengalahkan Manusia

Pada abad ke-19 dan ke-20, kompetisi internasional catur mulai diselenggarakan. Panggung internasional tersebut juga membawa bumbu intrik geopolitik ke dalam permainan. Selama Perang Dingin, Uni Soviet menghabiskan banyak sumber daya untuk melatih bakat catur baru untuk mendominasi kejuaraan catur dunia. Uni Soviet seolah ingin menegaskan keunggulan intelektual mereka atas negara lain.

Satu-satunya yang bisa mengalahkan dominasi pecatur Uni Soviet adalah mesin. Pada 1997, mesin superkomputer bernama Deep Blue yang dirakit IBM berhasil mengalahkan juara dunia catur Gary Kasparov. Sejak itu, secara berkala superkomputer selalu mengalahkan grandmaster catur manapun.

Catur seolah menjadi permainan abadi. Di saat permainan lain mulai hilang ditelan jaman, catur tetap dimainkan oleh siapa saja di dunia ini. Catur terus menjadi bukti kecerdikan, kreativitas, dan kejeniusan manusia.

The Queen's Gambit, Penjual Catur di Era Digital

Puncak popularitas catur boleh dikatakan terjadi saat ini. Pandemi Covid-19 yang memaksa setiap orang untuk berdiam diri di rumah membuat catur menjadi permainan yang paling banyak dimainkan di rumah dan situs-situs permainan online.

Tak hanya karena efek pandemi, melesatnya popularitas catur beberapa bulan terakhir lebih banyak dipengaruhi efek film The Queen's Gambit. Miniseri tujuh episode yang dirilis oleh Netflix pada akhir Oktober 2020 menceritakan kisah anak perempuan yatim piatu yang gemar bermain catur dan tumbuh di dunia catur kompetitif yang didominasi pria pada 1950-an dan 60-an. 

The Queen's Gambit (Netflix melalui npr.com)
The Queen's Gambit (Netflix melalui npr.com)

Sejak dirilis, The Queen's Gambit menjadi miniseri terlaris dan paling banyak ditonton di Netflix. Popularitasnya bisa diterjemahkan ke dalam kueri penelusuran di Google untuk "catur" kira-kira tiga kali lipat sejak pertunjukan tersebut ditayangkan. Tak hanya itu, dilansir dari npr.com, pembuat gim Goliath Game melaporkan peningkatan penjualan perangkat catur sebesar 1.048% selama bulan November, tak lama setelah The Queens Gambit tayang perdana. Sedangkan menurut beberapa outlet berita, penjual Amazon kehabisan stok perangkat catur dan situs catur online chess.com mendapatkan 100.000 pendaftaran baru setiap hari.

Kisah Dewa Kipas Mengakali GothamChess

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun