Alexander Agung, Penakluk Dunia Jaman Kuno
Alexander Agung (365 SM-323 SM), penakluk dunia dari jaman kuno, dipuji sebagai salah seorang pemimpin militer paling brilian. Dia menaklukkan sebagian besar dunia saat itu ketika usianya baru menginjak 32 tahun. Meskipun menjadi raja Makedonia kuno kurang dari 13 tahun, dia mampu mengubah arah sejarah. Dia adalah raja besar yang membentangkan kerajaannya dari India, melalui Mesir hingga perbatasan utara Yunani.
Pada usia 20 tahun, Alexander Agung menggantikan ayahnya, Philip II sebagai raja Makedonia. Di masa mudanya, Philip II sudah mempersiapkan putranya itu dengan teliti untuk menggantikan dirinya.
Alexander Agung dibekali keterampilan dan pengalaman militer yang mumpuni. Tak hanya itu, Philip II juga tidak mengabaikan pendidikan akademiknya. Dipilihnya guru terbaik, ilmuwan dan filsuf terbesar dunia kuno, Aristoteles, untuk membimbing Alexander Agung.
Alexander Agung jelas bukan pemimpin kacangan dan orang biasa. Sepanjang sejarah penaklukannya, dia tidak pernah kalah dalam satu pertempuran pun sepanjang hidupnya. Kemampuannya untuk merencanakan dan menyusun strategi dalam skala besar membantunya memenangkan banyak pertempuran bahkan ketika pasukannya kalah jumlah. Dia memotivasi pasukannya untuk menjadi bagian dari penaklukan terbesar dalam sejarah. Dia menawan, menginspirasi, dan berani.
Dua tahun setelah menduduki tahta Makedonia, Alexander Agung melancarkan invasi pertamanya. Tujuannya tidak tanggung-tanggung, Imperium Persia yang wilayah kekuasaannya membentang luas dari Mediterania sampai India.
Alexander Agung hanya membawa 35 ribu prajurit ketika berangkat menuju perang yang gagah berani ini. Jumlah yang jauh lebih kecil dibandingkan tentara Persia.
Meski kalah jumlah, pasukan yang dibawa Alexander Agung lebih terlatih dan terorganisasi, hasil didikan Philip II. Di tambah faktor kejeniusan Alexander Agung sendiri sebagai pemimpin dalam mengambil strategi peperangan, pasukan yang dipimpinnya mampu menaklukkan Imperium Persia.
Satu per satu wilayah Persia jatuh ke tangannya. Dari Asia Kecil, mengarah Suriah lalu ke Tyre (sekarang Lebanon), Alexander Agung terus mendekat ke ibukota Persia. Gaza jatuh setelah dikepung selama 2 bulan. Mesir menyerah tanpa perlawanan.
Pada 330 SM, Alexander Agung menyerbu Babilon, menuju dua ibukota Persia: Susa dan Persepolis. Saat itu, Persia justru dilanda pemberontakan. Raja Darius III dibunuh oleh para perwiranya sendiri demi mencegahnya menyerah kepada Alexander. Namun, Alexander mengalahkan dan membunuh penerus Darius III.
Usai menaklukkan Imperium Persia, Alexander Agung masih belum berpuas diri. Ditatapnya pegunungan Hindu Kush, lalu dipimpinnya pasukan menyerbu India. Setelah menaklukkan beberapa daerah di India Barat, pasukannya mulai kelelahan dan menolak untuk terus berjalan menerobos ke timur India.