Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Sudah Tepatkah Kamu Menggunakan Istilah Asing dalam Artikelmu?

4 Maret 2021   07:30 Diperbarui: 4 Maret 2021   07:31 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis adalah kolektor ide, bukan kolektor kata dan istilah (ilustrasi: unsplash.com/Brett Jordan)

Shining, Bluffing, Breadcrumbing, Ghosting, dan entah istilah atau kata bahasa inggris apalagi yang belakangan ini sering digunakan Kompasianer di artikel mereka. Bingung?

Sama, aku juga bingung dengan artikel-artikel yang menggunakan kata-kata keren itu. Kebingunganku ada dua: karena tidak tahu artinya, dan karena bingung untuk apa sih menulis judul artikel dengan istilah asing?

Setiap kali membaca artikel, aku selalu mencoba untuk menganalisis artikelnya. Bagiku, cara terbaik untuk melatih keterampilan menulis dimulai dari kepala penulis, menganalisis proses berpikir mereka. Seringkali yang lebih penting daripada kata-kata yang mereka gunakan adalah bagaimana mereka merumuskan pemikiran mereka, menyusun argumen mereka, menyodorkan kisah-kisah pribadi agar dapat terhubung dengan pembaca.

Singkatnya, aku menghargai teknik penulisan yang bagus. Pilihan kata, tata bahasa, alur naratif, transisi - semua yang hal mendasar yang penting yang justru belakangan ini banyak dilupakan para penulis.

Banyak penulis memilih untuk mementingkan penampilan artikelnya. Penggunaan kata atau istilah asing memang dapat membuat penampilan artikel tampak bagus. Pandangan mata kita akan langsung tertuju pada kata-kata asing daripada kata-kata yang biasa kita lihat dan baca.

Tapi, menulis bukan semata mementingkan penampilan saja. Dalam banyak kasus, perbedaan antara karya tulis yang baik dan yang buruk semuanya terletak pada bagaimana penulis menyusun poin mereka untuk terhubung dan beresonansi dengan audiens mereka.

Ketahui Pembacamu

Maha guru ilmu komunikasi Marshall Mcluhan mengatakan bahwa "medium adalah pesan" (McLuhan, 1964) yang dimaksudkan untuk menyoroti pentingnya pengetahuan dan cara penyajiannya. Kita harus menggabungkan medium dan pesan yang ingin kita sampaikan untuk benar-benar berkomunikasi dengan khalayak kita. Penggunaan kata atau istilah asing bisa menjadi medium yang tepat selama kata-kata itu sudah populer digunakan masyarakat.

Itu sebabnya, saat menulis hal pertama yang selalu harus kamu perhatikan adalah mengubah pola pikir: bahwa kamu menulis untuk pembaca, bukan untuk dirimu sendiri.

Aku selalu menekankan pentingnya jawaban dari pertanyaan ini: siapa target pembaca yang hendak kamu tuju?

Kalau kamu bisa mengetahui jawabannya, kamu bisa memilih kata-kata yang tepat, tata bahasa yang baik dan benar, alur naratif yang lancar, sesuai dengan target pembaca yang kamu inginkan.

Kalau target pembaca yang hendak kamu tuju sudah terbiasa mendengar kata-kata asing tersebut, menggunakannya dalam judul atau isi artikel bisa memudahkan dirimu menyampaikan pesan tulisan. Tapi bagaimana bila mereka jarang atau malah baru pertama kali mendengarnya?

Dalam menulis, pembaca adalah orang yang kamu ajak bicara. Bagaimana supaya omonganmu bisa ditangkap dan diketahui maksudnya oleh lawan bicaramu itu?

Tentunya, kamu harus tahu siapa lawan bicaramu itu. Jika dia orang asing, kamu harus mencari tahu informasi tentang dirinya. Baik dari gerak-geriknya, ucapannya, maupun informasi dari luar.

Begitu pula dalam memilih kata atau istilah yang akan kamu gunakan di artikel. Ketahui siapa pembacamu. Pikirkan tentang berbicara dengan orang asing - orang asing yang terlambat menghadiri rapat dan siap kabur kapan saja. Kamu perlu menarik dan menahan perhatian mereka.

Orang-orang asing ini punya tempat untuk dikunjungi, cerita untuk dibaca, dan jendela waktu terbatas sebelum mereka melakukan aktivitas berikutnya. Jangan mengoceh. Beri tahu mereka mengapa mereka harus menginvestasikan waktu untuk mendengarkan pembicaraanmu. Berikan nilai dengan cepat. Langsung ke intinya dan tetap pada topik.

Penulis Cerdas Pilihan Katanya Sederhana

Jika kamu menulis kepada khalayak umum, kamu perlu menjelaskan diri dengan cara mudah dipahami oleh orang yang tidak memiliki pengalaman apa pun. Buang semua keahlian khususmu ke luar jendela. Hilangkan kata-kata yang terlalu rumit dan kalimat yang kompleks dan penuh klausa.

Pikirkan tentang penulis favoritmu, atau penulis mana pun yang selalu kamu ikuti. Apakah kamu mengikuti mereka hanya untuk pengetahuan mereka? Atau apakah kamu menghargai kepribadian mereka dan bagaimana tulisan mereka memberimu sedikit gambaran tentang kehidupan, pikiran, dan kebiasaan mereka?

Pikirkan tentang buku-buku yang menjadi best seller. Apakah kata-kata dan kalimat yang ada di dalamnya penuh istilah asing yang membingungkan, atau justru sederhana sehingga mudah dipahami alur naratif atau ceritanya?

Menulis lebih dari sekadar mengumpulkan kata-kata di halaman. Penulis adalah kolektor ide, bukan kolektor kata dan istilah.

Saat bakat kita tumbuh, cakupan topik yang kita ketahui meluas, dan teknik penulisan semakin canggih, cara kita berpikir tentang pembaca tidak akan pernah kehilangan arti pentingnya.

Bagiku, cara memahami, berempati, dan terhubung dengan pembaca jauh lebih berharga daripada kemampuan teknis apa pun yang telah kupelajari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun