Kalau target pembaca yang hendak kamu tuju sudah terbiasa mendengar kata-kata asing tersebut, menggunakannya dalam judul atau isi artikel bisa memudahkan dirimu menyampaikan pesan tulisan. Tapi bagaimana bila mereka jarang atau malah baru pertama kali mendengarnya?
Dalam menulis, pembaca adalah orang yang kamu ajak bicara. Bagaimana supaya omonganmu bisa ditangkap dan diketahui maksudnya oleh lawan bicaramu itu?
Tentunya, kamu harus tahu siapa lawan bicaramu itu. Jika dia orang asing, kamu harus mencari tahu informasi tentang dirinya. Baik dari gerak-geriknya, ucapannya, maupun informasi dari luar.
Begitu pula dalam memilih kata atau istilah yang akan kamu gunakan di artikel. Ketahui siapa pembacamu. Pikirkan tentang berbicara dengan orang asing - orang asing yang terlambat menghadiri rapat dan siap kabur kapan saja. Kamu perlu menarik dan menahan perhatian mereka.
Orang-orang asing ini punya tempat untuk dikunjungi, cerita untuk dibaca, dan jendela waktu terbatas sebelum mereka melakukan aktivitas berikutnya. Jangan mengoceh. Beri tahu mereka mengapa mereka harus menginvestasikan waktu untuk mendengarkan pembicaraanmu. Berikan nilai dengan cepat. Langsung ke intinya dan tetap pada topik.
Penulis Cerdas Pilihan Katanya Sederhana
Jika kamu menulis kepada khalayak umum, kamu perlu menjelaskan diri dengan cara mudah dipahami oleh orang yang tidak memiliki pengalaman apa pun. Buang semua keahlian khususmu ke luar jendela. Hilangkan kata-kata yang terlalu rumit dan kalimat yang kompleks dan penuh klausa.
Pikirkan tentang penulis favoritmu, atau penulis mana pun yang selalu kamu ikuti. Apakah kamu mengikuti mereka hanya untuk pengetahuan mereka? Atau apakah kamu menghargai kepribadian mereka dan bagaimana tulisan mereka memberimu sedikit gambaran tentang kehidupan, pikiran, dan kebiasaan mereka?
Pikirkan tentang buku-buku yang menjadi best seller. Apakah kata-kata dan kalimat yang ada di dalamnya penuh istilah asing yang membingungkan, atau justru sederhana sehingga mudah dipahami alur naratif atau ceritanya?
Menulis lebih dari sekadar mengumpulkan kata-kata di halaman. Penulis adalah kolektor ide, bukan kolektor kata dan istilah.
Saat bakat kita tumbuh, cakupan topik yang kita ketahui meluas, dan teknik penulisan semakin canggih, cara kita berpikir tentang pembaca tidak akan pernah kehilangan arti pentingnya.
Bagiku, cara memahami, berempati, dan terhubung dengan pembaca jauh lebih berharga daripada kemampuan teknis apa pun yang telah kupelajari.