Tapi bagiku itu bukan masalah. Seberat-beratnya hukuman bagi koruptor di negeri ini, bisa diatasi dengan uang yang kumiliki. Bila perlu, penjara yang kutempati nanti akan kuubah menjadi istana pribadi.
Sipir-sipir penjara akan kumanjakan dengan suguhan barang-barang mewah. Pejabat-pejabat yang mengurusi hukum negeri ini akan kukipasi dengan lembaran-lembaran merah bernominal enam angka. Akan kubuat vonis dari si Hakim Bao itu tidak ada artinya, bagai guratan di atas air yang demikian cepat menghilang.
***
Cerita fiksi di atas terinspirasi oleh sosok mendiang hakim Artidjo Alkostar, mantan Hakim Agung yang dikenal sangat berintegritas.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H