Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pompeii, Kota yang Tidak Mengenal Dosa

2 Maret 2021   08:35 Diperbarui: 2 Maret 2021   09:03 2043
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lukisan karya Karl Brullow yang menggambarkan saat-saat terakhir kota Pompeii (thebi.com)

Pada tahun 79 Sebelum Masehi (SM), Gunung Vesuvius yang terletak di Italia selatan meletus. Letusannya begitu dahsyat, dan bencana yang diakibatkannya tercatat dalam sejarah sebagai salah satu bencana alam paling mematikan.

Letusan Gunung Vesuvius Menciptakan Kapsul Waktu Kota Pompeii

Ketika meletus, Gunung Vesuvius memuntahkan lahar yang terbang keluar dari mulut gunung seolah-olah Dewa Yunani Hades sendiri sedang muntah dari kedalaman neraka. Menurut para ahli Gunung Vesuvius saat itu mengeluarkan hampir semua material dari dalam tubuhnya, terdiri dari awan mematikan tephra dan gas superpanas hingga ketinggian 33 km, mengeluarkan batuan cair, batu apung, dan abu panas sebesar 1,5 juta ton. Sebagai penutup kemarahannya, Gunung Vesuvius akhirnya melepaskan 100.000 kali energi termal dari bom atom di Hiroshima dan Nagasaki.

Dari semua material yang dikeluarkan Gunung Vesuvius, yang paling mematikan dan nyaris tak bisa dihindari oleh manusia saat itu adalah muntahan gelombang piroklastik, yakni gas panas dan awan abu. Gelombang piroklastik yang turun dengan sangat cepat, hingga mampu mengubur hidup-hidup kota Pompeii beserta seluruh isinya saat mereka sedang beraktivitas! Menurut BBC,

"Dari 1.150 mayat yang ditemukan oleh para arkeolog di Pompeii, 394 tewas akibat batu apung yang jatuh dan puing-puing bangunan yang runtuh. 756 korban yang tersisa dibunuh oleh gelombang piroklastik."

Tapi letusan Gunung Vesuvius juga menciptakan kapsul waktu. Letusan itu akhirnya melestarikan cara hidup orang Romawi selama berabad-abad. Aman dari penjarahan dan vandalisme, Pompeii bertahan hingga hari ini.

Sekarang, kota ini menawarkan pandangan unik tentang kehidupan sehari-hari dari salah satu masyarakat paling kuat dalam sejarah. Salah satunya bisa kita lihat dari foto arkeologi berikut ini:

sumber foto: Pompeii Parco Archeological/pompeiisites.org
sumber foto: Pompeii Parco Archeological/pompeiisites.org

Perhatikan dengan jelas gambar tersebut, dan katakan apa yang pertama kali terlintas dalam pikiran.

Ya, foto arkeologi itu memperlihatkan seorang pria dewasa sedang masturbasi!

Foto itu bukan rekayasa atau gambar tempelan, melainkan bukti sejarah yang bisa menceritakan pada kita semua bagaimana kehidupan masyarakat kota Pompeii sebelum dikubur oleh Gunung Vesuvius. Foto tersebut akhirnya melahirkan lelucon tersendiri di kalangan netizen peminat sejarah, mulai dari meme hingga humor satir yang menyatakan bahwa, "Ketika seseorang mengatakan evakuasi, tetapi Anda mengira mereka mengatakan ejakulasi" hingga "Sekarang saya tahu siapa saya di kehidupan masa lalu saya."

Pompeii, Kota yang Tidak Mengenal Dosa

Memang benar, foto arkeologi itu hanya satu dari sekian banyak bukti arkeologi yang menunjukkan wajah sesungguhnya dari kota Pompeii. Dari bukti-bukti sejarah yang lestari itu, kita akhirnya tahu bahwa penduduk kota Pompeii sangat memuja seks bebas. Pompeii adalah kota yang tidak mengenal dosa!

Ketika para arkeolog menemukan kota Pompeii, mereka langsung menghadapi dilema. Dalam penemuan itu, mereka menemukan banyak sekali seni erotis di vila-vila Romawi yang tertutupi debu vulkanik.

Pada abad ke-18, Italia tunduk pada norma moral agama Kristen yang ketat. Oleh karena itu, para arkeolog takut untuk memamerkan temuan mereka. Akhirnya, sebagian besar artefak seni erotis yang ditemukan para arkeolog ditutupi dengan plester atau dikunci di museum.

Ketika itu, sangat normal bagi penduduk kota Pompeii untuk mendekorasi rumah mereka dengan lukisan besar yang menggambarkan hubungan seksual dengan posisi wanita di atas. Coba bayangkan seandainya kita bertamu, lalu mendapati hampir di setiap dinding rumah dihiasi dengan gambar-gambar erotis. Jiwa kita pasti akan dipenuhi dengan perasaan berdosa.

sumber foto: historiaeweb.com
sumber foto: historiaeweb.com

Tapi bagi bangsa Romawi, tidak ada dosa. Masyarakat Romawi adalah masyarakat militer. Bangsa Romawi sangat sadar bahwa mereka hanya hidup sekali. Dengan demikian mereka belajar menikmati hidup.

Bagi mereka, tak ada kehidupan setelah mati. Bangsa Romawi mempraktikkan prinsip Carpe Diem (pepatah Latin yang artinya nikmati hari ini, jangan percaya esok hari) sepenuhnya! Seks bebas bukan dosa yang akan dipertanggungjawabkan.

Apakah orang Romawi tidak mengenal ikatan pernikahan?

Tentu saja masyarakat Romawi menikah. Tapi, pernikahan dan perzinahan bagi mereka adalah hukum, bukan norma.

Bagi masyarakat Romawi, pelacuran adalah alternatif dari perzinahan. Bagi pria yang sudah menikah, berhubungan seks dengan pelacur bukanlah perzinahan. Sementara di satu sisi, wanita Romawi menghindari hukuman karena berzina dengan menyatakan dirinya sebagai pelacur!

Itu sebabnya, keberadaan rumah bordil merupakan hal yang biasa saja bagi penduduk kota Pompeii. Orang Romawi yang kaya membangun klub seks pribadi di vila-vila mereka. Di klub ini, orang Romawi menyelenggarakan pesta seks pribadi yang kemeriahannya bisa menjadi bahan pembicaraan selama bertahun-tahun! Kaisar Romawi yang terkenal kebejatannya, Caligula, mengelola rumah bordilnya sendiri di Istana Kekaisaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun