Apa yang disampaikan PGI melalui Pendeta Gomar Gultom menurut saya sangat tidak bijak dan terlalu jauh meloncati pagar masuk ke halaman rumah orang lain. Tidak ada yang salah dengan materi tentang kitab Injil maupun Taurat dalam pelajaran agama Islam, karena salah satu rukun Islam adalah meyakini kitab-kitab Allah termasuk di antaranya adalah Injil dan Taurat.
Pokok ajaran setiap agama adalah akidah. Maka, sudah sepatutnya pula setiap pemeluk agama menguatkan akidah agamanya masing-masing. Wajar pula bila dalam buku-buku pelajaran terdapat pokok bahasan akidah sesuai dengan apa yang diyakini kebenarannya.
Agama itu bersifat eksklusif. Menjaga originalitas kandungan ajarannya. Ketika Al-Quran dan Hadis tidak bisa diubah tekstual maupun kontekstualnya, selama itu pula ajaran agama Islam juga tidak berubah.
Adalah sebuah kontradiksi ketika ada yang mengatakan kita tidak boleh menghakimi akidah orang lain, sementara dalam Al-Quran dan Hadis sendiri banyak sekali penghakiman bagi umat yang tidak sesuai atau tidak mengamalkan isinya.
Misalnya, yang tidak salat berdosa, yang tidak puasa berdosa, yang tidak zakat berdosa, pemeluk agama lain tidak bisa masuk surga, dan lain sebagainya. Bukankah ini bentuk penghakiman dari Al-Quran dan Hadis?
Lantas, apakah bisa, demi sebuah toleransi dan keberagaman, kita lalu berkata, "yang tidak salat bisa jadi tak berdosa, yang tidak puasa bisa jadi tak berdosa, yang tidak zakat bisa jadi tak berdosa, pemeluk agama lain bisa jadi masuk surga, dan lain sebagainya?
Apakah bisa, demi sebuah toleransi dan keberagaman, kita hanya berdiam diri saja tanpa pernah sekalipun mengabarkan, ya....mengabarkan apa yang terkandung pada Al-Quran dan Hadis?