Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Cara Mengajarkan Al Quran Menggunakan Pendekatan Bahasa Ibu

24 Februari 2021   08:03 Diperbarui: 2 November 2024   23:15 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengajar dengan pendekatan bahasa ibu bisa lebih efektif dibandingkan dengan cara atau pendekatan yang konvensional. Secara harfiah, bahasa ibu berarti bahasa komunikasi yang kita kenal dan kuasai sejak lahir melalui interaksi dengan sesama anggota masyarakat bahasanya, seperti keluarga dan masyarakat di lingkungan sekitar. Sederhananya, bahasa ibu adalah bahasa yang kita dengar pertama kali lalu kita gunakan sehari-hari.

Secara linguistik, bahasa ibu bisa berbagai macam bentuk pengucapannya. Kalau di Indonesia, bahasa ibu terbagi dua: bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Dikutip dari hasil riset Badan Bahasa dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, terdapat sebanyak 718 bahasa daerah Indonesia.

Sebagai bahasa pertama yang kita kenal, bahasa ibu merupakan bagian dari identitas pribadi, sosial dan budaya kita. Ini karena bahasa ibu kita dapatkan dan pelajari secara intuitif dan simultan saat kita pertama kali berinteraksi sosial dengan orang-orang di sekitar kita.

Proses belajar mengajar Al Quran menggunakan pendekatan bahasa ibu bukan berarti setiap bentuk komunikasinya menggunakan bahasa yang digunakan sehari-hari di lingkungan sekitar. Melainkan proses mengajarkan Al Quran dengan meneladani sifat-sifat ibu dan menggunakan cara-cara yang digunakan ibu saat mengajarkan segala sesuatu pada anak-anaknya. 

Tiga Pendekatan Bahasa Ibu dalam Mengajarkan Al Quran

Saat mengajarkan Al Quran pada anak-anak, guru bisa menggunakan tiga unsur pendekatan bahasa ibu:

1. Metode langsung

Seorang ibu mengajar dan memperkenalkan segala sesuatu pada anaknya secara langsung, tanpa ada penjelasan atau penguraian. Dengan kata lain learning by doing atau belajar dengan melakukannya secara langsung.

Begitu pula dalam mengajarkan Al Quran, anak-anak diperkenalkan huruf-huruf hijaiyah secara langsung tanpa dieja/diurai.

Misalnya, guru membaca "Ba" dan diikuti oleh anak-anak tanpa harus menjelaskan bacaan "Ba" itu asalnya dari huruf "Ba' dengan tanda harokat fatkhah (Ba' fatkhah Ba)". Begitu seterusnya untuk semua huruf hijaiyah dan tanda harokat.

2. Mengulang-ulang (Repetisi)

Dalam mengajarkan bahasa sebagai alat komunikasi, seorang ibu mendikte anaknya dengan mengulang-ulang (repetisi). Hakikatnya, otak kita semakin mudah memahami dan menghafal apabila segala informasi yang ditangkap otak kita diulang terus menerus.

Mengajarkan Al Quran pada anak-anak juga harus seperti itu. Bacaan Al Quran akan semakin terlihat keindahan, kekuatan dan kemudahannya ketika kita mengulang-ulang ayat atau surat dalam Al Quran.

3. Kasih sayang yang tulus

Kekuatan cinta, kasih sayang yang tulus dan kesabaran seorang ibu dalam mendidik anak-anaknya adalah kunci kesuksesan pengetahuan dan pendidikan karakter yang diperoleh anak. Demikian juga seorang guru yang mengajar Al Quran, jika ingin sukses mengajarkan Al Quran pada anak-anak hendaknya meneladani sifat-sifat ibu ini.

Guru Al Quran hendaknya dapat menyentuh hati anak-anak agar ilmu yang diajarkan bisa meresap dalam akal dan hati mereka. Guru Al Quran hendaknya bisa berlaku sabar apabila ada anak yang lambat dalam proses belajarnya. Guru Al Quran hendaknya mengajar dengan penuh cinta, tak hanya karena kecintaan pada Al Quran itu sendiri, juga cinta mengajarkan Al Quran pada setiap orang.

Karena sebagaimana yang disabdakan Rasulullah SAW,

"Sebaik-baik kamu adalah orang yang belajar Al Quran dan yang mengajarkannya" (H.R. Bukhari).

Ketiga unsur pendekatan bahasa ibu ini diusung oleh Ummi Foundation melalui Metode Ummi dalam pembelajaran Al-Qur'an. Dari sisi bahasa, Ummi memang mengandung makna "ibu". Tak salah apabila metode Ummi memilih pendekatan bahasa ibu ini dalam metode pembelajaran Al-Qur'an yang mereka kembangkan agar siapa pun bisa belajar Al-Qur'an seolah-olah diajari oleh ibu mereka sendiri. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun