Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Rahasia Menulis Kalimat yang Romantis

21 Februari 2021   08:24 Diperbarui: 21 Februari 2021   08:30 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kalimat romantis harus bisa membuat hati berkobar dan penerimanya merasa sangat istimewa (ilustrasi diolah pribadi)

Kamu bisa saja mengutip kata-kata romantis di buku, lagu, film atau sinetron. Tapi, bila kamu ingin membuat hati orang yang kamu cintai berkobar-kobar laksana nyala api unggun di perkemahan, sekaligus membuat dirinya merasa sangat istimewa, jadilah dirimu sendiri.  Buatlah 100 persen jelas bagi penerima kalimatmu bahwa tidak ada orang lain yang dapat merangkai kata-kata itu.

Ambil contoh kalimat di atas, yang pernah kutuliskan dalam bait-bait puisi "Janjiku, Kamu Tak Akan Pernah Menjadi Layangan Putus". Aku tidak menulis "masih ingin mencintaimu", atau "masih menyayangimu".

Sebaliknya, aku memilih ungkapan dalam kalimat yang biasa kita ucapkan saat menyampaikan selamat kepada pasangan yang baru menikah: sakinah, mawaddah, wa rahmah.

Coba bayangkan, hati perempuan mana yang tidak bergetar saat menerima kalimat seromantis itu? Kalimat "mencintaimu" atau "menyayangimu" sudah terlalu biasa. Tapi keinginan untuk membangun biduk rumah tangga yang "sakinah, mawaddah dan wa rahmah", itu baru luar biasa keren. 

2. Jujurlah pada diri sendiri

Kalimat romantis seringkali hiperbolis. Tidak ada orang yang jatuh cinta kemudian mengatakan kepada pasangannya, bahwa dia orang yang biasa-biasa saja. Semuanya pasti serba dilebih-lebihkan.

Sayangnya, kalimat romantis yang hiperbolis cenderung membosankan. Meskipun suka 'digombalin', setiap orang juga ingin apa yang kita sampaikan itu sesuai dengan kata hati kita sendiri.

Itu sebabnya, unsur penting kedua dari kalimat romantis adalah kejujuran. Ingatlah bahwa pujian yang tulus jauh lebih kuat daripada rayuan gombal. Jangan memberi tahu pasangan bahwa mereka adalah orang paling cantik di dunia jika kamu tidak bersungguh-sungguh. Jangan mengatakan dia satu-satunya pilihan jika matamu masih sering melihat ke kiri dan ke kanan. Jika ingin memuji, pujilah sesuai dengan keadaan dirinya.

"Senyummu bagai lebah menggantung".

Ini kalimat pujian yang kuucapkan pada istriku sewaktu masih pacaran dulu. Mungkin terdengar aneh, tapi istriku menyukainya karena aku mengucapkannya dengan jujur. Tidak melebih-lebihkan seperti "senyummu semanis madu", atau "senyummu mengguncangkan hatiku". Selain memiliki makna tersembunyi, kalimat itu juga mencerminkan ketulusan hati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun