Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Supaya Tidak Ditangkap, Sampaikan Kritik Lewat Humor dan Satire

10 Februari 2021   07:23 Diperbarui: 10 Februari 2021   19:28 2307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak yang masih keliru dengan menganggap satire sama dengan sarkas. Padahal jelas berbeda, sekalipun keduanya terhitung bersaudara kandung. Bersama majas ironi, sinisme, innuendo, satire dan sarkasme termasuk dalam keluarga majas yang digunakan untuk mengkritik, menyindir atau mengejek.

Satire punya sifat yang halus, menyembunyikan kritik atau sindiran melalui humor. Sementara sarkasme cenderung berbicara jujur, apa adanya, tanpa ada yang ditutup-tutupi.

Contoh majas sarkasme:

"Pemerintah ini kok begitu bodoh ya. Sudah mengakui kalau PPKM tidak efektif, kok masih diteruskan lagi."

Contoh majas satire

"WHO gak bakalan bisa berpikiran sejenius ini, menutup jalan protokol utama supaya corona bingung mau lewat mana."

"Sudah 800 triliun dihabiskan pemerintah untuk menangani corona? Tenang, masih ada 10.200 triliun di kantong."

"Belajarnya di rumah, eh yang diurusin dan diributkan malah seragam sekolah."

Batasan Penyampaian Kritik Lewat Humor dan Satire

Pemimpin yang memiliki selera humor tinggi akan melihat kritikan sebagai sesuatu yang bisa ditertawakan, bahkan dalam situasi terburuk sekalipun. 

Pemimpin yang seperti ini tidak akan sembarangan menggunakan produk hukum, terutama yang punya pasal karet, untuk menjerat pihak-pihak yang mengkritiknya. Pemimpin yang punya sense of humor tinggi akan melihat kritikan -- apapun bentuk penyampaiannya -- sebagai sarana introspeksi diri.

Namun perlu diingat, kritik lewat humor dan satire juga memiliki batasan. Humor dan satire yang baik pantang menggunakan pilihan kata yang menyerang pribadi seseorang. Kritik lewat humor dan satire juga disampaikan dalam konteks menyindir untuk memperbaiki, bukan didasarkan kebencian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun