Jika kamu seorang tenaga penjual atau bekerja di bagian pemasaran, bagaimana cara atau strategi yang kamu gunakan untuk mencapai target yang dibebankan perusahaan?
Katakanlah, bulan ini kamu dibebani target harus bisa menghasilkan omset 100 juta. Untuk mencapai target ini, apa yang akan kamu lakukan?
- Bekerja keras dengan terus berjualan sampai target itu terpenuhi di akhir bulan
- Membedah angka 100 juta menjadi target harian atau mingguan yang harus dicapai
Jika kamu memilih yang pertama, kamu termasuk tipe pekerja keras. Jika pilihanmu yang kedua, kamu adalah pekerja cerdas yang bekerja dengan SMART.
Mengenal Konsep Manajemen SMART
SMART adalah akronim yang populer digunakan dalam manajemen industri untuk memandu penetapan tujuan perusahaan. Akronim atau istilah ini pertama kali muncul dalam jurnal Management Review terbitan November 1981 yang ditulis oleh George T. Doran. Kriterianya biasanya dikaitkan dengan konsep Management by Objectives yang pertama kali dikemukakan oleh Peter Drucker.
Dalam konsep SMART, Â untuk memastikan tujuan kita jelas dan dapat dicapai, masing-masing harus:
- Specific (detail, sederhana, masuk akal, signifikan)
- Measurable (terukur, bermakna, memotivasi)
- Achievable (bisa disepakati, bisa tercapai)
- Relevant/Realistic (masuk akal, realistis dan bersumber daya, berbasis hasil)
- Time base (berdasarkan waktu, waktu terbatas, waktu / biaya terbatas, tepat waktu, sensitif waktu)
Cara Menggunakan SMART
Paul J. Meyer, pengusaha, penulis dan pendiri Success Motivation International, menjelaskan karakteristik tujuan SMART dalam bukunya, "Attitude Is Everything: If You Want to Succeed Above and Beyond." Berikut penjabaran sederhananya:
1. Specific/Spesifik
Target kita harus jelas dan spesifik. Jika targetnya terlalu luas, kita tidak akan dapat memfokuskan upaya dan merasa benar-benar termotivasi untuk mencapainya.
Saat menyusun sebuah target, cobalah menjawab lima pertanyaan "W":
- What: Apa yang ingin saya capai?
- Why: Mengapa tujuan ini penting?
- Who: Siapa yang terlibat?
- Where: Di mana letaknya?
- Which: Sumber daya atau batasan apa yang terlibat? Â Â Â Â Â
2. Measurable/Terukur
Sebuah target harus terukur agar kita dapat melacak progres/kemajuan dan tetap termotivasi. Menilai kemajuan akan membantu kita untuk tetap fokus, memenuhi tenggat waktu dan merasakan gairah ketika tahu target yang akan kita capai semakin dekat.
Target yang dapat diukur harus menjawab pertanyaan How (berapa/bagaimana):
- Berapa banyak?
- Bagaimana saya tahu jika itu tercapai?
3. Achieveble/Tercapai
Target yang kita tetapkan juga harus realistis dan dapat dicapai agar berhasil. Dengan kata lain, kita harus mampu memperkirakan batas kemampuan kita untuk mencapai target tersebut.
Saat kita menetapkan tujuan yang dapat dicapai, kita harus dapat mengidentifikasi peluang atau sumber daya yang sebelumnya terlewatkan yang dapat membawa kita lebih dekat dengan target yang kita tetapkan.
Tujuan yang dapat dicapai biasanya akan menjawab pertanyaan seperti:
- Bagaimana saya bisa mencapai target ini?
- Bagaimana saya mencapai targetnya jika ada kendala?
4. Relevant/Realistis
Target yang relevan berarti target ini masuk akal dan sejalan sumber daya yang kita miliki. Â Kita semua membutuhkan dukungan dan bantuan untuk mencapai target kita, tetapi penting bagi kita untuk tetap dapat mengontrolnya sendiri. Â
Target yang realistis dapat menjawab "ya" untuk pertanyaan ini:
- Apakah target yang dibebankan masuk akal untuk dicapai?
- Apakah sumber daya yang tersedia bisa membantu mencapai target?
5. Time base/terikat waktu
Setiap target membutuhkan tenggat waktu sehingga kita dapat fokus pada target tersebut. Â Bagian dari kriteria tenggat waktu ini membantu mencegah tugas sehari-hari mengambil prioritas di atas target yang sudah kita tetapkan.
Target yang terikat waktu biasanya akan menjawab pertanyaan-pertanyaan ini:
- Kapan?
- Apa yang bisa saya lakukan enam bulan dari sekarang?
- Apa yang dapat saya lakukan enam minggu dari sekarang?
- Apa yang bisa saya lakukan hari ini?
Contoh penerapan metode SMART
Dalam contoh kasus di atas, kamu bisa membedah angka 100 juta menjadi lebih spesifik. Misalnya, kamu bekerja 5 hari seminggu, maka kamu bisa membagi 100 juta menjadi 5 juta sehari.
Kemudian kamu bisa menentukan dari mana kamu bisa mencapai target 5 juta sehari itu. Misalnya dengan memberi penawaran pada 20 calon pelanggan. Dari 20 calon pelanggan ini, akan didapatkan 10 pelanggan prospek. Dari 10 pelanggan prospek, kamu bisa mendapat 5 pelanggan hot prospek. Dari 5 pelanggan hot prospek, kamu bisa mendapat 1 atau 2 closing/penjualan.
Jadi, untuk mencapai target 100 juta sebulan, kamu harus memberi penawaran kepada 20 pelanggan per hari, atau 400 calon pelanggan per bulan.
Contoh lain:
Misalnya kamu ingin menjadi penulis. Kamu menetapkan target tahun depan harus bisa menerbitkan buku. Untuk mencapai target ini, kamu mulai belajar menulis. Kamu lalu menetapkan target harus latihan menulis setiap hari.
One day one article belum dapat dikatakan terukur. Untuk itu kamu harus memecahnya lagi menjadi target yang terukur, dapat dicapai, dan masuk akal atau sejalan dengan sumber daya yang kamu miliki.
Misalnya target satu artikel setiap hari itu kamu bedah lagi menjadi latihan menulis 1000 kata. Apakah ini bisa kamu capai dengan sumber daya waktu yang kamu miliki?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H