Satu hal yang kami sesalkan, hingga hampir seminggu pasca bencana longsor belum ada tanda-tanda bantuan lebih lanjut dari pemerintah. Pihak Kelurahan Polehan yang kami hubungi mengatakan, pembenahan saluran air di lingkungan kami baru bisa dianggarkan di tahun 2022. Sementara untuk pembangunan plengsengan di sepanjang bibir sungai Bango, itu menjadi kewenangan dinas pengairan dan dinas PUPR. Satu-satunya bantuan yang kami terima hanya bahan material dari BPBD Kota Malang.
Meski pahit, kenyataan ini tak membuat kami patah arang. Warga sebisa mungkin memberi bantuan untuk membenahi saluran air mereka, sekaligus membantu membangun penahan longsor di bawah rumah Pak Bandi dan rumah Mas Bintoro yang terletak tepat di sebelahnya.
Musibah ini setidaknya memberi kami hikmah, bahwa dalam hidup manusia itu saling membutuhkan. Dalam Islam dikatakan, iman seorang muslim belum sempurna apabila ia mengabaikan tetangganya.
Tetangga kita adalah pahlawan terdekat apabila kita terkena musibah. Bukan tidak mungkin apabila kita terkena musibah, entah itu bencana atau kematian, tetangga kitalah yang pertama kali menolong kita. Bukan saudara kandung, bukan pula sahabat kental atau orang lain yang kita hormati dan kita andalkan. Karena itu, berbaik-baiklah dengan tetangga sekitar rumah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H