Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengenang Syekh Ali Jaber, Pelopor Tahfidzul Quran di Indonesia

14 Januari 2021   12:32 Diperbarui: 14 Januari 2021   12:45 589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini umat Islam Indonesia kehilangan sosok ulama panutan. Syekh Ali Jaber, ulama asal Madinah yang sudah menjadi warga negara Indonesia meninggal dunia usai di rawat intensif di rumah sakit Yarsi, Jakarta. S

Sebelumnya, Syekh Ali Jaber dikonfirmasi positif Covid-19 hingga harus dirawat di ruang ICU. Meski kondisinya sudah sempat membaik dan akhirnya terkonfirmasi negatif Covid-19, Allah rupanya lebih sayang kepada Syekh Ali Jaber. Pada Kamis 14 Januari 2021 pagii, Syekh Ali Jaber dipanggil menghadap ke hadirat Ilahi.

Profil Syekh Ali Jaber

Syekh Ali Jaber merupakan nama panggilan dari pemilik nama asli Ali Saleh Ali Muhammad Jaber. Beliau lahir di Madinah, 3 Februari 1976. Masa kecil Syekh Ali Jaber dilalui dengan pendidikan agama yang ketat.

Keluarga Ali Jaber memang dikenal sangat religius. Ayahandanya pula yang memotivasi Ali Jaber untuk belajar Al Quran. Dalam mendidik agama, khususnya Al Quran dan salat, ayahnya sangat tegas, bahkan tidak segan-segan memukul bila Ali Jaber kecil tidak menjalankan salat

Usia 11 Tahun Sudah Hafal Al Quran 30 Juz

Meski awalnya menuruti tuntutan sang ayah, Ali Jaber akhirnya menyadari belajar Al Quran merupakan kebutuhannya sendiri sebagai seorang muslim. Hingga akhirnya pada usia 11 tahun, Ali Jaber sudah mampu menghafal Al Quran 30 juz.

Tak hanya dari ayahnya, Syekh Ali Jaber juga berguru Al Quran kepada beberapa ulama besar Madinah. Di antaranya adalah Syekh Abdul Bari'as Subaity, Imam Masjid Nabawi dan pernah menjadi Imam Masjidil Haram; Syekh Said Adam, Ketua Pengurus Makam Rasulullah SAW dan pemegang kunci makam Rasulullah SAW; Syekh Prof. Dr. Abdul Azis Al Qari', Ketua Majelis Percetakan Al Quran Madinah dan Imam Masjid Quba, serta Syekh Muhammad Ramadhan, Ketua Majelis Tahfidzul Quran di Masjid Nabawi.

Selepas menamatkan pendidikannya, Syekh Ali Jaber kemudian meneruskan perjuangan ayahnya untuk berdakwah di masjid keluarga. Di Madinah, Syekh Ali Jaber mengelola masjid besar yang digunakan untuk syiar Islam. Sebagai anak pertama dari dua belas bersaudara, Ali Jaber dituntut untuk meneruskan perjuangan ayahnya dalam syiar Islam. Dakwah beliau kemudian meluas hingga ke masjid-masjid lain di seputaran kota Madinah.

Selama tinggal di Madinah, beliau menjadi guru tahfidz Al Quran di masjid Nabawi, Madinah.  Beliau kemudian juga ditunjuk menjadi imam sebuah masjid di Madinah.

Hijrah dan Berdakwah di Indonesia

Pada 2008, Syekh Ali Jaber hijrah ke Indonesia. Hijrahnya Syekh Ali Jaber, selain untuk meluaskan syiar dakwah Islam, juga karena dorongan istri beliau, Umi Nadia yang asli Lombok namun lama tinggal di Madinah.

Dalam sebuah kesempatan usai melaksanakan salat Maghrib di Masjid Sunda Kelapa, salah seorang pengurus masjid memintanya menjadi imam salat tarawih, karena saat itu bulan Ramadan sudah hampir menjelang. Syekh Ali Jaber akhirnya menyanggupi dan sejak itulah nama beliau lekat di hati masyarakat.

Demi menunjang komunikasinya dalam berdakwah, Syekh Ali Jaber belajar bahasa Indonesia dengan intensif. Tanpa perlu waktu lama, Syekh Ali Jaber berhasil menguasai bahasa Indonesia dengan baik.

Sejak kedatangannya di Indonesia, Syekh Ali Jaber sudah langsung jatuh hati dengan Indonesia hingga berkeinginan untuk tinggal selamanya di bumi Nusantara dan menjadi warga negaranya. 

Syekh Ali Jaber Bercita-cita Mencetak Generasi Penghafal Al Quran

Tak hanya itu, Syekh Ali Jaber juga memiliki niat untuk mendirikan pesantren tahfidz Quran. Niat mulia itu kemudian direncanakannya dengan mendirikan Yayasan Syekh Ali Jaber yang berpusat di Jakarta. Yayasan ini bergerak di bidang pendidikan Al Quran dan Hadis bersanad. Salah satu tujuannya adalah mencetak generasi Indonesia yang hafidz/hafidzah, penghafal Al Quran dan Hadis.

Kiprah dakwah Syekh Ali Jaber yang fokus pada pendidikan Al Quran mengantarkan beliau menjadi juri program acara Hafidz Indonesia yang diselenggarakan stasiun RCTI sejak 2014. Diawali kemunculannya sebagai juri acara Hafidz Indonesia, sosok Syekh Ali Jaber semakin dikenal umat Islam Indonesia.

Syekh Ali Jaber kemudian banyak muncul mengisi acara tausiah di berbagai stasiun televisi. Di antaranya mengisi acara Nikmatnya Sedekah di MNCTV, Damai Indonesiaku di TVOne, Kultum bersama Syekh Ali Jaber dan Kurma (Kuliah Ramadan).

Pada Kamis 13 Januari 2020, keinginan Syekh Ali Jaber menjadi Warga Negara Indonesia akhirnya terwujud. Melalui akun instagramnya, Syekh Ali Jaber mengungkapkan rasa bangga dan bahagianya, dan berharap dapat berkontribusi sebagai warga negara yang baik.

"Masyaallah Barakallah... Alhamdulillah. Menjadi sebuah kebahagian dan kebanggaan bagi kami beserta keluarga saat pengajuan menjadi Warga Negara Indonesia telah diterima. Saat ini passport sudah ditangan kami. Itu pertanda sah kami jadi WNI," tulisnya.

Syekh Ali Jaber dikenal sebagai pendakwah yang ramah, pemaaf, lembut, santun dan rendah hati. Dakwahnya pun sedemikian sejuk. Beliau selalu menekankan pentingnya persatuan dan silaturahim antar umat Islam, mengabaikan berbagai perbedaan pendapat dalam masalah furuiyah. Beliau juga punya cita-cita melahirkan generasi penghafal Al Quran sebanyak-banyaknya di Indonesia. Tak salah apabila beliau kemudian dikenal dan dikenang sebagai pelopor Tahfidzul Quran.

Pada 13 September 2020, Syekh Ali Jaber ditikam oleh orang yang tidak dikenal saat berceramah di Masjid Falahuddin, Sukajawa, Bandar Lampung. Akibatnya, ia mengalami luka tusuk bagian lengan kanan. Penusuk yang diidentifikasi bernama Alfin Andrian berhasil diamankan pihak berwenang.

Syekh Ali Jaber wafat pada 14 Januari 2021 di RS. Yarsi, Cempaka Putih, Jakarta dalam konfirmasi negatif Covid-19. Sebelumnya, Syekh Ali Jaber terpapar Covid-19 hingga menyebabkan beliau sempat diruang ICU.

Selamat Jalan Syekh Ali Jaber. Semoga Allah merahmati beliau, menerima amal kebaikan beliau, mengampuni segala kesalahan beliau, dan memasukkan beliau ke dalam golongan orang-orang yang berhak atas surga Allah. Aamiin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun