Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

10 Artikel Terbaik Himam Miladi Tahun 2020 di Kompasiana

5 Januari 2021   09:45 Diperbarui: 5 Januari 2021   09:55 2037
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap orang tentu punya waktu produktif masing-masing. Ada yang bisa menulis setiap saat. Ada yang hanya bisa produktif menulis jika dirinya menjadi Batman, aktif di malam hari. Bagiku, waktu paling produktif dan paling tepat untuk menulis adalah di pagi hari.

Ternyata, bukan hanya diriku saja yang merasa pagi hari adalah waktu yang tepat untuk menulis. Banyak penulis dunia lainnya juga memiliki rutinitas yang sama.

Artikelku ini mengungkap beberapa penulis dunia yang merasa produktif menulis di pagi hari. Sekaligus alasan mengapa pagi hari adalah waktu yang tepat untuk menulis. Penting untuk diingat, ini bukan tentang waktu di jam, tetapi menemukan kantung waktu yang tepat ketika pikiran kita aktif tetapi dunia di sekitar kita tenang dan bebas dari gangguan.

Romantisme Ibrahim dan Hajar Memaknai Ulang Arti Keikhlasan

Apa sih ikhlas itu?

Selama ini, kita selalu menafsirkan "ikhlas" dengan tidak mengharapkan jerih-payah terhadap amal perbuatan. Kita juga kerap mengartikan kata "ikhlas" dengan mengetahui lawan katanya, yakni riya dan sum'ah. Ingin pamer dan berhasrat mendengar pujian orang. Dalam bahasa singkatnya, rekayasa perbuatan. Orang yang merekayasa perbuatannya, maka orang itu tidak ikhlas.

Melalui kisah perpisahan Nabi Ibrahim a.s dan istrinya Hajar dalam artikel ini, kita bisa memaknai ulang apa arti keikhlasan. Benarkah selama ini kita ikhlas? Atau ternyata apa yang kita anggap ikhlas itu ternyata berbuah pengharapan lain?

Membedah Psikologi Warna dari Logo Brand Ternama

Ternyata, ada alasan khusus mengapa brand-brand ternama memakai warna tertentu dalam logo mereka. Selain punya falsafah di balik penciptaan logonya, masing-masing warna dari logo tersebut juga mewakili tujuan psikologi yang berbeda.

Mereka sadar bahwa setiap penjualan seringkali didasarkan pada emosi dan perasaan umum yang timbul karena warna.  Mereka menggunakan psikologi warna untuk mempengaruhi pelanggan dalam mengambil keputusan pembelian.

Artikel ini mengulas arti warna dari berbagi logo brand ternama, sekaligus efek psikologinya bagi pelanggan.

Misteri Hilangnya Hari Ahad yang Diganti Minggu

Kakek nenek kita dulu hanya kenal hari Ahad. Sekarang kita mengenalnya sebagai hari Minggu. Sejak kapan nama Ahad berganti Minggu?

Ada banyak teori yang mengiringi misteri hilangnya Ahad yang kemudian diganti Minggu. Lewat artikel ini, aku mengajak pembaca menelusuri awal mula pemakaian kata Ahad hingga kemudian muncul kata Minggu yang menggantikannya. Apakah kemudian hari Ahad tidak digunakan lagi? Silahkan dibaca artikelnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun