Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Semua Tempat Bisa Jadi Instagramable Kalau Kita Pandai Memotretnya

30 Desember 2020   10:50 Diperbarui: 30 Desember 2020   11:06 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Semua tempat bisa menjadi spot yang instagramable selama kita pandai memotretnya dengan baik (foto: Instagram/Dennypencheva)

Suatu ketika di pantai Todos Santos, Meksiko, Kevin Systrom berniat mengunggah foto momen liburannya bersama sang pacar di prototipe jejaring sosial mereka, yang semula bernama "Bourbon".

Setelah melihat hasil jepretan Systrom, sang pacar merasa keberatan karena merasa dirinya terlihat jelek, tidak fotogenik. Dia lalu menyarankan untuk menambahkan beberapa filter dan fitur penyuntingan di aplikasi prototipe tersebut.

Kevin Systrom menerima saran tersebut, lalu ditambahkannya beberapa filter dan fitur penyuntingan di aplikasi yang kemudian kita kenal dengan nama "Instagram". Tujuannya apa?

 "Kita hanya perlu membuat orang merasa foto mereka layak untuk dibagikan."- Kevin Systrom

Dan, bim salabim abrakadabra, istilah "instagramable" kemudian menjadi populer seiring melesatnya popularitas Instagram itu sendiri. Dengan meningkatkan kualitas foto menggunakan filter dan fitur penyuntingan, Instagram menjadi platform media sosial yang populer sebagai  tempat untuk konten berupa foto-foto yang indah saja.

Istilah instagramable ini kemudian mendorong terjadinya revolusi di industri pariwisata. Dulu kita traveling untuk menikmati keindahan suasana, pemandangan yang menakjubkan, atau interaksi sosial dengan masyarakat setempat dan lingkungan sekitar tempat wisata tersebut. Sekarang, kita berlibur untuk memperturutkan sisi liar narsisme dan ego pamer diri di media sosial. Pemandangan dunia yang menakjubkan sekarang hanya menjadi latar belakang untuk diri kita sendiri.

Padahal, kalau untuk sekedar mendapatkan latar belakang foto yang bagus, setiap tempat bisa jadi instagramable. Jika kita bertanya ke Google arti "instagramable", istilah ini secara harfiah diartikan sebagai:

Sesuatu yang menarik secara visual sehingga cocok untuk difoto dan dibagikan di media sosial (khususnya Instagram).

Kalau menuruti definisi tersebut, maka di manapun kita berada, lalu memotretnya dengan baik hingga kita anggap layak untuk dibagikan di media sosial, tempat itu masuk kategori instagramable.

Coba perhatikan kemunculan beberapa tempat wisata baru, seperti Tebing Koja di Tangerang yang oleh masyarakat disebut Kandang Godzilla. Tempat wisata ini mulai populer setelah ada seseorang yang memotretnya dengan sudut pandang yang baik hingga terlihat seperti sebuah kandang Godzilla. Atau Danau Kaolin di Bangka Belitung, yang sebelumnya adalah kolam bekas tambang galian timah. Seorang pengunjung memotret dengan begitu bagusnya hingga seperti danau biru di tengah hamparan salju.

Jadi, kalau kita liburan hanya ingin memperturutkan ego pamer diri di media sosial, tempat-tempat di sekitar rumah kita sendiri pun bisa menjadi latar belakang foto yang layak instagramable. Selama kita bisa memotretnya dengan baik. Lagipula, pada akhirnya tergantung pada pemirsa untuk memutuskan apa yang dia lihat kompatibel dengan Instagram atau tidak. 

Keponakan saya pernah memamerkan foto dirinya seolah sedang mendaki sebuah bukit batu cadas. Ketika saya tanya di mana tempat itu, sambil nyengir dia berkata itu lokasi proyek jalan tol Malang.

Tapi kalau kita liburan dengan maksud ingin mengistirahatkan diri setelah sekian lama bekerja keras, menikmat pemandangan alam secara lahiriah, menikmati interaksi dengan orang-orang baru, belajar menyerap budaya baru, ya ini baru namanya liburan.

Berlibur, dan kemudian memamerkannya di media sosial memang tidak ada salahnya, lagipula itu adalah hak bagi semua orang. Saya juga tidak menganggap berswafoto di tempat wisata itu buruk. Tidak pula bermaksud meremehkan atau bersikap sinis terhadap upaya memperkenalkan tempat-tempat wisata baru dengan embel-embel instagramable. Yang kita butuhkan hanyalah sedikit perubahan dalam perspektif tentang bagaimana kita liburan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun