Jadi, kalau kita liburan hanya ingin memperturutkan ego pamer diri di media sosial, tempat-tempat di sekitar rumah kita sendiri pun bisa menjadi latar belakang foto yang layak instagramable. Selama kita bisa memotretnya dengan baik. Lagipula, pada akhirnya tergantung pada pemirsa untuk memutuskan apa yang dia lihat kompatibel dengan Instagram atau tidak.Â
Keponakan saya pernah memamerkan foto dirinya seolah sedang mendaki sebuah bukit batu cadas. Ketika saya tanya di mana tempat itu, sambil nyengir dia berkata itu lokasi proyek jalan tol Malang.
Tapi kalau kita liburan dengan maksud ingin mengistirahatkan diri setelah sekian lama bekerja keras, menikmat pemandangan alam secara lahiriah, menikmati interaksi dengan orang-orang baru, belajar menyerap budaya baru, ya ini baru namanya liburan.
Berlibur, dan kemudian memamerkannya di media sosial memang tidak ada salahnya, lagipula itu adalah hak bagi semua orang. Saya juga tidak menganggap berswafoto di tempat wisata itu buruk. Tidak pula bermaksud meremehkan atau bersikap sinis terhadap upaya memperkenalkan tempat-tempat wisata baru dengan embel-embel instagramable. Yang kita butuhkan hanyalah sedikit perubahan dalam perspektif tentang bagaimana kita liburan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H