Wajar, karena Google sudah terlanjur identik dengan konektivitas internet itu sendiri. Seperti saya, sebagian besar pengguna internet memiliki kecenderungan untuk menggunakan beranda Google sebagai metode de-facto untuk memeriksa apakah koneksi internet mereka berfungsi.
Pikirkan kembali, ketika layanan internet yang kita gunakan padam, apa yang kemudian kita lakukan untuk memeriksa apakah sudah normal atau belum?
Membuka Facebook? Atau mengirim pesan Whatsapp? Saya yakin bukan keduanya. Hal pertama yang kita pikirkan dan langsung kita lakukan adalah menekan halaman pencarian Google pada bilah alamat browser, baik itu di laptop maupun di smartphone. Benar bukan?
Dari sudut pandang teknis, beranda Google sangat ringan. Ia memiliki komponen minimum dan skrip yang memungkinkan untuk memuat dengan cepat dan dengan upaya minimum.
Sementara dari sisi meta-psikologis, Google begitu banyak digunakan dalam kehidupan kita sehari-hari. Rata-rata pengguna internet mencari sekitar 76 kali dalam sehari dan berdasarkan statistik 2018, ada sekitar 2 triliun pencarian yang terjadi setiap hari.
Begitu dominannya Google dalam aktivitas manusia moderen sekarang hingga ketika Google padam dunia rasanya mau kiamat. Padahal, di luar layanan Google, ada banyak layanan serupa yang bisa kita gunakan.
Untuk mesin pencarian, masih ada Bing dari Microsoft, Duck Duck Go atau Yahoo Search. Kalau ingin melihat hiburan video, ada banyak situs penyedia hiburan maupun situs berbagi video lain seperti Vimeo atau Dailymotion. Kita juga bisa meminta bantuan navigasi pada Waze, Apple Maps, Mapquest atau Yahoo! Maps apabila Google Maps tidak bisa diakses.
Sementara untuk menyimpan file di awan, tersedia ratusan situs yang menawarkan ruang untuk menyimpan file-file penting, dari dokumen hingga video privat. Dari onedrive, dropbox hingga mediafire.
Jadi, sebenarnya ada banyak layanan alternatif yang bisa kita gunakan, alih-alih terlalu tergantung pada Google. Namun yang jadi masalah adalah, apakah kita terbiasa memakai dan menggunakan hasilnya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H