Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kita Semua Punya Buku Catatan yang Tak Bisa Dihapus

10 Desember 2020   19:04 Diperbarui: 10 Desember 2020   19:07 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahukah kamu, ada satu buku catatan yang tak bisa dihapus. Tiap lembarnya, adalah tiap-tiap hari dalam hidup kita dan apa yang kita lakukan. Ada buku yang tebal, ada buku yang tipis, tergantung seberapa lama kita dianugerahi usia. Ada buku yang menarik dibaca, kisahnya penuh hikmah dan teladan. Ada pula buku yang tidak menarik sama sekali, membosankan, bahkan mengerikan.

Petugas pencatatnya selalu siaga 24 jam. Tidak pernah mengantuk, apalagi tertidur. Tidak pernah lalai, apalagi minta ijin berlibur.  Tidak pernah capek, tidak pernah beristirahat. Sekali menulis tidak pernah berhenti.

Satu petugas mencatat setiap kebaikan yang kita lakukan. Sekecil apapun kebaikan itu. Entah ketika kita menyingkirkan kayu di tengah jalan, mengangkat semut yang terjatuh di gelas minuman, atau mengantar orang tua yang kebingungan di jalan.

Satu petugas lagi mencatat setiap keburukan yang kita lakukan. Sekecil apapun keburukan itu. Apakah berupa komentar nyelekit di media sosial yang menyinggung perasaan teman, atau datang ke orang pintar dengan maksud naik jabatan.

Siapapun kita, dibungkus dengan baju model apa saja, punya dua sifat dalam diri kita masing-masing: kebaikan dan keburukan.  Tidak ada beda baju Abu Jahal dan Umar Bin Khattab. Tidak ada beda baju jenderal dan kopral (kecuali tambahan logam dan aksesoris lainnya), direktur dan karyawan, habib dan jamaahnya, Presiden RI dan rakyatnya.

"Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kejahatan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikannya (jiwa itu). Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya" (Q.S. As Syams: 8-10).

Ya, sebagaimana firman Allah tersebut, rugilah kita bila mengotori buku catatan yang tak bisa dihapus ini dengan keburukan. Karena hakikatnya hidup manusia adalah sebuah siklus.

Apa yang sudah kita perbuat di dunia, akan dikembalikan lagi pada kita di akherat kelak. Apa yang sudah kita lakukan saat kita hidup, akan dipertanyakan lagi saat kita mati.

Imam Ghazali pernah melemparkan renungan yang amat layak dicerna. Kata beliau, yang paling dekat itu mati, yang paling jauh itu masa lalu, yang paling besar itu hawa nafsu, yang paling berat itu memegang amanah, yang paling ringan adalah meninggalkan salat dan yang paling tajam adalah lidah manusia.

Karena yang paling dekat adalah mati, seberapa serius kita mempersiapkan bekal untuk menanti datangnya ajal?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun