Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kita Semua Punya Buku Catatan yang Tak Bisa Dihapus

10 Desember 2020   19:04 Diperbarui: 10 Desember 2020   19:07 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena yang paling jauh itu masa lalu, apakah kita sudah mengambil pelajaran dari kesalahan yang pernah kita perbuat, dan memperbaiki diri kita saat ini hingga maut menanti?

Karena yang paling besar itu hawa nafsu, sudahkah kita mengencangkan tali kekang agar dapat mengendalikannya?

Karena yang paling berat adalah amanah, sudahkah kita berlatih diri untuk meringankannya? Dari yang paling sederhana yakni menepati janji, hingga mengemban tugas negara dengan sebenar-benarnya.

Karena yang paling ringan adalah meninggalkan salat , sudahkah kita memahami dosa dalam meninggalkannya? Bukankah kita sudah terikat dengan jual-beli dengan Allah dimana Allah menyediakan surga bagi mereka yang menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya?

Karena yang paling tajam adalah lidah manusia, sudahkah kita berlatih diri untuk bertutur kata yang sopan atau diam?

Jangan hancurkan usia dengan menunda kebaikan. Jangan matikan zaman dengan pisau kelalaian. Mumpung buku catatan kita masih belum ditutup dan ditulisi kata "tamat".

Seburuk apapun halaman sebelumnya, Allah menyediakan halaman baru yang putih bersih tiada noda. Seburuk apapun masa lalu kita, Allah menyediakan hari baru yang cerah, yang bisa kita isi dengan kebaikan dan kebenaran. 

Isilah halaman buku yang tak bisa dihapus ini dengan hal-hal yang baik dan benar, agar pada saat halaman terakhir buku catatan hidup ini selesai, kita didapati sebagai pribadi yang berkenan kepada-Nya.

Renungkanlah pelajaran besar dari hadis Rasulullah SAW,

"Bersegeralah kalian untuk beramal sebelum datangnya tujuh perkara. Apakah kamu menantikan kemiskinan yang dapat melupakan, kekayaan yang dapat menimbulkan kesombongan, sakit yang dapat mengendorkan, tua renta yang dapat melemahkan, mati yang dapat menyudahi segala- galanya, atau menunggu datangnya Dajjal, padahal ia adalah sejelek-jelek sesuatu yang ditunggu, atau menunggu datangnya hari kiamat, padahal kiamat adalah sesuatu yang amat berat dan amat menakutkan" (HR. Tirmidzi).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun