Tanpa perlu banyak pengantar, langsung saja aku mengucapkan selamat kepada:
Mas Ozy Alandika yang terpilih jadi Best of Specific Interest Kompasiana Awards 2020.
Romo Bobby aka Ruang Berbagi yang terpilih jadi Best of Opinion sekaligus People Choice.
Om Katedrarajawen yang terpilih sebagai Best of Fiction.
Mas Kartika Eka H yang terpilih menjadi Best of Citizen Journalism.
Kompasianers Only Movie Enthusiast Klub (Komik) yang terpilih sebagai Best Community.Â
Dan terakhir, serta saya beri tepuk tangan paling keras, Mbak Gaganawati Stegmann, Kompasianer of The Year 2020.
Di luar nama-nama tersebut, tak lupa kuucapkan selamat untuk para nomine yang lain.
Mereka memang layak mendapatkan penghargaan tersebut. Kontribusi mereka di Kompasiana sangat luar biasa. Artikel-artikelnya berkualitas, memperkaya literasi bangsa di tengah rendahnya minat baca masyarakat kita.
Setiap tahun, kurasa segenap Kompasianer berharap namanya ikut terpampang di panggung kehormatan. Terpilih menjadi nomine saja bangganya luar biasa, apalagi bila namanya disebut sebagai pemenang.
Itulah yang kurasakan pada Kompasiana Awards 2019. Ketika itu, aku benar-benar terkejut mendapati namaku masuk dalam nominasi Best of Opinion, bersaing dengan penulis-penulis yang kuanggap lebih senior dan lebih berpengalaman seperti profesor Felix Tani, Ibu Leya Cattleya, mantan jurnalis Antara pak Edy Supriatna serta bang Ryo Kusumo. Sementara sudut sempit, menyempil namaku.
Berada di antara nama-nama yang kusebutkan di atas, aku seperti remahan rengginang dalam toples berisi kerupuk ikan yang gurih. Aku merasa seperti itik buruk rupa di tengah kumpulan angsa.
Itu sebabnya sewaktu Kompasiana meminta setiap nomine untuk mempromosikan diri agar banyak yang mem-vote, terus terang aku bingung sendiri. Soalnya, aku introvert yang tidak terbiasa self promotion. Aku bukan jenis orang yang atraktif dan inisiatif mencari dukungan untuk kepentingan diri sendiri.
Sama sekali tidak ada rasa kecewa sewaktu namaku tidak disebut pembawa acara. Bu Leya, peraih Best of Opinion dan People Choice memang sangat layak mendapatkan penghargaan waktu itu.
Sebuah pepatah mengatakan, "ketika pahlawan lewat, harus ada orang yang bertepuk tangan di tepi jalan."
Ya, itulah diriku. Aku sudah cukup puas menjadi orang yang bertepuk tangan di pinggir jalan, menyemangati pahlawan yang dielukan.
Kompasiana Awards, khususnya penghargaan Kompasianer of The Year adalah puncak Everest bagi setiap penulis di Kompasiana. Aku sudah cukup puas menjadi Tenzing Norgay yang menyemangati Sir Edmund Hillary menjadi orang pertama di dunia yang berhasil menaklukkan Puncak Gunung Tertinggi di dunia.
Satu harapanku untuk para pemenang Kompasiana Awards 2020, patahkan mitos dengan konsisten menulis di Kompasiana. Dengan penghargaan itu kalian menjadi panutan. Kalau yang jadi panutan saja semakin jarang menulis, lalu dari mana kita bisa mencontoh dan meneladaninya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H