"Hei, ayo ke masjid. Awas kalau tidak!"
Kira-kira kalau kita berkata seperti itu, orang yang kita ajak mau nggak?
Begitu pula, mencegah kemungkaran atau melarang kemaksiatan lebih efektif dilakukan dengan ketegasan, atau bila perlu kekerasan. Melarang kemaksiatan dengan kelembutan, itu kurang efektif.
"Ayo dong, jangan main judi dan mabuk-mabukan."
Kira-kira, yang main judi dan mabuk-mabukan mengikuti saran kita atau tidak?
Dalam Al Quran, Allah juga mengancam ahli maksiat dengan kekerasan. Dari munculnya bencana hingga konsekuensi masuk neraka.
Setiap umat memiliki karakter yang berbeda. Ada yang lemah lembut, hingga saat berdakwah pun kita harus lemah lembut pula. Ibarat bayam, memasaknya pun harus dengan kelembutan bila tidak ingin ambyar.
Ada juga umat yang keras hati dan bawaannya ingin melawan. Ibarat kelapa, untuk mengupas kulitnya harus dengan senjata yang tajam.
Dari Anas bin Malik, dia bertanya: "Ya Rasulullah, adakah kami tidak memerintahkan orang untuk mengerjakan kebaikan sehingga kami mengerjakan kebaikan itu seluruhnya? Dan adakah kami tidak mencegah orang itu dari dari mungkar sehingga kami menjauhi kemungkaran itu seluruhnya?".
Rasulullah Muhammad SAW bersabda: "Bahkan perintahkanlah kebaikan walaupun kamu belum mengerjakan kebaikan itu seluruhnya dan cegahlah dari yang mungkar walaupun kamu belum menjauhi seluruhnya" (HR. Muslim).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H