Secara kultur, FPI juga menganut tradisi peribadatan yang selaras dengan NU. Para pemimpin dan pengikutnya terbiasa mengamalkan ajaran-ajaran tradisi ke-NU-an. Maulidan iya, tahlilan tidak ketinggalan.
Pada Muktamar NU ke-3 pada 1930, Kiai Hasyim Asy'ari menulis sebuah buku, "Qanun Asasi Nahdlatul Ulama", atau dapat diartikan pedoman dasar Nahdlatul Ulama. Dalam pendahuluannya, beliau menulis agar umat Islam bersatu (ittihad), saling mengenal (ta'arruf), dan tenggang rasa (ta'alluf).
Sayangnya, ketiga konsep yang diutarakan pendiri NU ini nampaknya semakin semakin sulit terwujud, terutama jika mereka yang mengaku NU, malah menanggalkan nilai-nilai dan tradisi ke-NU-an itu sendiri.
Maka, kalau ada orang yang mengaku NU benci setengah mati dengan FPI, patut dipertanyakan ke-NU-annya. Sebagaimana yang dikatakan Kiai Miftah, FPI tak lain adalah metamorfosis NU dalam pelaksanaan nahi mungkar.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI