Rasul lantas menegurku, "Pakaian yang basah ini dapat dibersihkan oleh air. Tetapi apa yang dapat menghilangkan kekeruhan dalam jiwa sang anak akibat renggutanmu yang kasar?"
Renungkan Kembali Nilai Anak-anak Kita
Bagi banyak orang tua, nilai anak tidak bisa diukur dengan materi. Namun, sebagaimana yang disampaikan Rasulullah SAW, kita seringkali tanpa sadar menanamkan kekeruhan dalam jiwa anak-anak kita. Akibat perlakuan kasar kita pada anak-anak, nilai anak kita pada hakikatnya tak lebih berharga dari benda mati yang kita sayangi.
Coba pikirkan dan ingat-ingat lagi, pernahkah kita memarahi anak hanya karena mereka menjatuhkan ponsel mahal yang baru kita beli?
Ketika anak kita ingin bermain ponsel, tanpa sadar kita membentaknya, "Gak boleh, nanti rusak ponsel yang baru Ayah beli!
Nah, benar kan? Nilai anak kita yang katanya tak bisa diukur dengan materi ternyata tak lebih mahal dari harga ponsel terbaru. Rasa khawatir kita pada ponsel yang rusak lebih tinggi daripada rasa khawatir rusaknya perasaan anak kita.
Masih mending ponsel terbaru itu punya nilai materi. Seringkali, kita malah merendahkan nilai anak dengan sesuatu yang tidak punya nilai materi.
Kita lebih mementingkan pesan di WhatsApp, umpan-umpan bergambar di Instagram, video-video lucu di TikTok, atau siaran langsung pertandingan bola!
"Apa sih dik? Gak tahu apa Mama lagi kirim WA!
Jadi, masih mau bilang anak kita tidak ternilai harganya? Masihkah kita menganggap harga anak kita jauh di atas benda-benda mati yang kita miliki? Adakah kita menempatkan harga diri anak lebih dari aktivitas media sosial kita?
Menghormati Anak untuk Menanamkan Nilai Kebaikan
Dalam hal pembentukan karakter anak, Rasulullah SAW tidak ingin rasa "rendah diri" atau "berdosa" menyentuh jiwa anak tersebut yang dapat dibawanya hingga dewasa. Itu sebabnya dalam hal-hal tertentu, Rasulullah tidak membedakan perlakuan pada anak dan orang dewasa. Seperti dalam mengucapkan salam.
Dari Anas bin Malik r.a, Rasulullah SAW bersabda, "Hormatilah anak-anak kalian dan perbaiki adab-adab mereka" (HR. Ibnu Majah).