Konsistensi. Sepengamatan saya, pak Jose Hasibuan lebih konsisten menulis opini dibanding keempat nomine lainnya.
Best in Fiction
Siapa penulis fiksi terbaik tahun ini?
Bagi yang suka nongkrong di kanal Fiksiana, tentu sudah akrab dengan 5 Kompasianer yang mengisi daftar nominasi Best in Fiction. Konsistensi mereka luar biasa. Karya fiksi mereka juga sering terpilih menjadi Headline di Kompasiana.
Di kategori ini, satu Kompasianer Kolonial dikeroyok empat Kompasianer Milenial. Kasihan pak Katedrarajawen, terpaksa harus mengerahkan segenap ilmu dan pengalamannya bertahun-tahun di Kompasiana untuk memenangkan persaingan melawan para darah muda: Bang Zaldy Chan, mas Syahrul Chelski dan pustakawan Santoso Mahargono. Satu Kompasianer lagi nyaris luput saya sebut. Mohon maaf mas Abdul, karena jujur saya kurang mengenal Anda.
Lalu, ke tangan siapa penghargaan Best in Fiction akan diserahkan?
Firasat saya mengatakan bang Zaldy Chan yang akan naik panggung virtual. Kata-kata dalam setiap cerpennya mengalir lancar. Perbendaharaan diksinya luar biasa, mungkin bisa disejajarkan dengan sang Ratu Diksi mbak Lilik Fatimah Azzahra.
***
Boleh dibilang, tahun ini tahunnya milenial. Panggung virtual Kompasiana Awards 2020 nanti akan dikuasai Kompasianer Milenial.
Kompasianer Kolonial tak perlu kecewa. Kepuasan menulis tidak diukur dari penghargaan semata. Melainkan bagaimana tulisan itu bisa memberi pengaruh dan manfaat kepada para pembaca.
Siapapun yang akan memenangkan penghargaan Kompasiana Awards di masing-masing kategori, kalian memang layak mendapatkannya. Teruslah berkarya. Jangan berhenti menulis meski puncak gunung sudah terlewati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H