Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Belajar Teknik Presentasi Produk dari Pedagang Asongan dalam Bus

13 November 2020   21:12 Diperbarui: 13 November 2020   21:20 496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kita bisa belajar teknik presentasi yang baik dari pedagang asongan dalam bus (foto:pwmu.co)

Sesekali, naiklah bus kelas ekonomi dari terminal. Di sana, kamu bisa belajar teknik presentasi atau cara menyusun konten presentasi secara efektif.

Belajar dari siapa?

Dari pedagang asongan!

Saat bus kelas ekonomi yang kamu tumpangi hendak berangkat, atau mungkin di sela-sela menurunkan dan menaikkan penumpang di terminal-terminal dalam rute perjalanannya, bisa dipastikan ada satu atau beberapa pedagang asongan yang berjualan di dalam bus.

Perhatikan cara mereka berjualan. Lebih tepatnya, perhatikan cara mereka menyampaikan presentasi tentang produk yang mereka jual.

"Selamat pagi para penumpang bus Mekar Jaya yang terhormat. Mohon maaf sudah menganggu waktunya. Kali ini saya membawakan satu produk herbal yang sangat bermanfaat bagi para penumpang sekalian. Permen Jahe!"

Setelah menyampaikan kalimat pembukaan, pedagang asongan itu kemudian membagikan satu pak berisi beberapa bungkus permen jahe ke setiap bangku bus yang terisi penumpang. Sambil membagi-bagikan, pedagang asongan tersebut melanjutkan presentasinya.

"Permen ini terbuat dari jahe murni. Rasanya manis dengan khasiat mampu mencegah mabuk perjalanan dan masuk angin. Harganya murah bapak ibu penumpang sekalian. Hanya 5000 rupiah per pak isi 20 bungkus permen jahe.

Bapak ibu penumpang tidak akan mendapati permen ini di toko-toko manapun, bahkan di alfamaret dan indomaret juga tidak dijual. Hanya di bus ini bapak ibu bisa membeli permen jahe khusus agar perjalanan bapak ibu nyaman sampai di tujuan."

Sampai di bangku paling belakang, pedagang asongan itu balik ke depan, kemudian mengambil kembali satu per satu dagangannya di masing-masing bangku. Pedagang asongan itu tidak bertanya apakah ada yang penumpang yang mau membeli. Ia hanya fokus menerangkan produk permen jahenya.

Baru ketika ada penumpang yang tertarik, ia bertanya berapa pak permen yang hendak dibeli. Ketika semua permen jahe sudah ia ambil, baik ada yang membeli atau tidak, pedagang asongan itu menyampaikan kalimat penutup:

"Terima kasih para penumpang sekalian. Semoga perjalanan bapak ibu penumpang aman dan selamat sampai tujuan. Sampai berjumpa kembali di lain kesempatan."

Seperti itulah presentasi a la pedagang asongan di bus kelas ekonomi. Lalu, apa yang bisa kita pelajari darinya?

Keyakinan Pada Produk yang Dipresentasikan

Kalau kita perhatikan cara pedagang asongan menerangkan produknya, dia menyampaikannya dengan penuh semangat dan keyakinan. Dia yakin produk yang dijualnya adalah yang terbaik. Padahal, mungkin saja kita pernah membeli permen jahe yang lebih enak dan lebih bagus kemasan produknya.

Begitu pula dalam menyusun presentasi, kita harus yakin pada konten atau materi presentasi tersebut. Agar bisa yakin, tentu saja kamu harus menguasai sepenuhnya materi presentasi.

Struktur Presentasi

Berikutnya yang bisa kita pelajari adalah pedagang asongan itu mempresentasikan produknya secara terstruktur. Dia menyampaikan kalimat pembuka berupa sapaan, fitur produk yang ia jual, benefit atau keunggulan dari produk tersebut, contoh produk ia bagikan, lalu ditutup dengan harapan.

Target Pemirsa

Dengan waktu yang cukup singkat, tidak mungkin pedagang asongan itu menjelaskan fitur dan keunggulan permen jahe yang ia jual secara lengkap. Maka, pedagang asongan itu pun menyampaikan fitur dan benefit produk sesuai dengan target pemirsa.

Karena ia menjual permen jahe pada penumpang bus, ia sampaikan keunggulan permen jahe yang sesuai dengan situasi saat itu saja: mencegah mabuk perjalanan dan masuk angin.

Saya yakin, seandainya ia menjual permen jahe itu pada pengunjung tempat wisata, di daerah dataran tinggi, maka fitur dan benefit dari permen jahe yang ia presentasikan tidak akan sama. Dari "mencegah mabuk perjalanan" menjadi "menghangatkan tubuh". Keduanya sama-sama benefit dari pemen jahe, tapi si pedagang asongan itu memilih benefit yang sesuai dengan target audiens-nya.

Gaya Penyampaian Presentasi

Tidak ada pedagang asongan dalam bus yang berjualan dengan suara lemah. Semua pedagang asongan menjual dan menyampaikan presentasi produknya dengan suara lantang dan gaya yang tegas. Kalimat demi kalimatnya terdengar membahana hingga ke seluruh pelosok bus, dan mengguncang siapapun yang berani mencoba terlelap.

***

Siapapun boleh memiliki gaya presentasi yang berbeda-beda, sesuai dengan kepribadiannya. Meski begitu, teknik presentasi pada dasarnya sama, memiliki urutan yang logis agar apa yang kita presentasikan itu mudah dimengerti oleh pemirsa.

Di luar itu, presentasi adalah sarana pembelajaran yang sangat baik. Saat kuliah dulu, saya menyukai dosen yang dalam materi kuliahnya mempersilakan mahasiswa untuk menyampaikan gagasan melalui presentasi karena disitulah ruang kreativitas yang sangat luas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun