Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jalan Dakwah Muhammad Ali dan Khabib Nurmagomedov di Tengah Fenomena Islamofobia

27 Oktober 2020   10:41 Diperbarui: 27 Oktober 2020   10:57 641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nama Muhammad Ali diberikan Elijah Muhammad, pendiri pergerakan Black Muslim (Nation of Islam) di Amerika. Ali sendiri masuk Islam berkat bimbingan sahabatnya, Malcolm X, tokoh pergerakan warga muslim kulit hitam.

Pada waktu itu, Islam dan warga kulit hitam sering menerima perlakuan diskriminatif dari warga kulit putih Amerika. Bahkan organisasi Black Muslim mendapat stempel sebagai organisasi radikal. Terbunuhnya Malcolm X pada Februari 1965 juga diduga banyak pihak tak lepas dari "campur tangan" pemerintah Amerika Serikat yang menganggap ceramah-ceramah Malcolm X di komunitas muslim kulit hitam "membahayakan stabilitas negara".

Meski begitu, situasi ini tak menyurutkan nyali Muhammad Ali untuk memperkenalkan Islam dan mendobrak diskriminasi pada warga kulit hitam. Memanfaatkan popularitasnya sebagai juara tinju, Ali "berdakwah" dengan caranya sendiri.

Salah satu momen yang paling dikenal publik adalah ketika Ali menolak panggilan wajib militer untuk terjun di perang Vietnam pada 1966. Saat itu, sebenarnya Ali sudah hendak menuruti nasihat pengacaranya untuk ikut wajib militer agar dia dapat terus bertanding dan gelar juaranya tidak dicopot. Namun, ketika dia dipanggil petugas militer dengan nama Cassius Clay, Ali langsung berubah pikiran.

Atas pembangkangannya tersebut, ijin bertinju Ali dibekukan dan gelar juara dunianya dicopot. Merasa haknya dirampas negara, Ali dan pengacaranya mengajukan banding ke Mahkamah Tinggi (Supreme Court). Banding Muhammad Ali kemudian diterima sehingga Ali pun bisa bertinju lagi meski dia tak lagi menyandang gelar juara.

Salah satu kutipan Muhammad Ali yang terkenal dalam periode pembangkangannya adalah ketika ia ditanya wartawan apakah ia memang berniat atau sengaja menghindari wajib militer. Ali lalu menjawab,

"Aku tidak berencana menghindar. Aku tidak membakar bendera. Aku tidak lari ke Kanada. Aku tetap di sini. Kamu ingin mengirim aku ke penjara? Baik, silahkan. Aku akan di penjara selama 400 tahun. Aku bisa berada di sana untuk 4 atau 5 lebih lagi. Tapi aku tak akan pergi sejauh 10,000 mil untuk membantu pembunuhan dan membunuh orang lain yang malang. Jika aku ingin mati, aku akan mati di sini, sekarang, bertarung denganmu, jika aku ingin mati. Kalian musuhku, bukan orang Cina, bukan orang Vietcong, bukan orang Jepang. Kalian musuhku ketika aku ingin kebebasan. Kalian lawanku ketika aku ingin keadilan. Kalian lawanku ketika aku ingin kesetaraan. Kalian menginginkanku pergi ke suatu tempat dan berjuang untuk kalian? Bahkan kalian tidak membelaku saat di sini di Amerika, untuk hak ku dan agama yang kupercayai. Bahkan kalian tidak membelaku di sini, di rumah...."

Setelah pensiun dari dunia tinju akibat penyakit Parkinson yang dideritanya, Ali masih terus "berdakwah". Dalam beberapa sesi wawancaranya dengan media-media ternama, Ali selalu menyelipkan pesan tentang Islam.

"Apa yang benar-benar melukaiku, nama Islam yang dilibatkan (dalam setiap masalah), dan (kaum) Muslim (selalu) dilibatkan dan (dianggap) menyebabkan masalah dan memulai kebencian dan kekerasan .... Islam bukanlah agama pembunuh .... Islam berarti perdamaian. Aku tidak bisa hanya duduk di rumah dan menonton orang memberi label Islam sebagai alasan untuk (semua) masalah ini. - "Muhammad Ali Defends His Religion", New York Daily News, 21 September 2001 --

Keteladanan Khabib Nurmagomedov di Tengah Islamofobia

Akan halnya Khabib Nurmagomedov, punya jalan dakwah yang berbeda dengan Muhammad Ali. Khabib lahir dan besar di lingkungan keluarga muslim yang taat. Dagestan, tempat kelahiran Khabib adalah salah satu negara bagian Rusia yang mayoritas penduduknya beragama Islam.

Jika Muhammad Ali "berdakwah" dengan melakukan perlawanan terhadap diskriminasi warna kulit dan agama, Khabib berdakwah dengan menunjukkan keteladanan. Ritual bahasa tubuh Khabib yang mengatakan dirinya bukan siapa-siapa, ucapan syukur "Alhamdulillah" setiap kali memenangkan pertandingan, dan sikap rendah hati Khabib secara keseluruhan sudah menjadi media dakwahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun