Wajah dan jari telunjuk mengarah ke atas, kemudian jari tangannya menunjuk dada dan menggelengkan kepala. Inilah ritual Khabib Nurmagomedov setiap kali memenangkan pertarungan UFC. Dengan bahasa tubuh itu, Khabib mengirim pesan yang jelas kepada siapa pun yang melihat pertandingannya:
"Aku bukan siapa-siapa. Kekuatan ini datang dari Allah. Allah Maha Besar."
***
Sepeninggal Muhammad Ali, boleh dibilang tak ada atlet muslim yang bersinar, baik di dalam maupun di luar lapangan pertandingan. Memang, ada beberapa pesepakbola muslim yang namanya mendunia.
Sebut saja Zinedine Zidane, Mesut Ozil, Paul Pogba, atau Karim Benzema. Tapi, kepribadian mereka sebagai muslim tidak banyak ditonjolkan. Sisi religius pesepakbola muslim ini tertutupi oleh hingar bingar kompetisi sepakbola dunia.
Dalam beberapa hal, Khabib mirip dengan Muhammad Ali. Keduanya adalah atlet muslim petarung. Bedanya, Ali bertarung di ring tinju, sedangkan Khabib di ring octagon UFC. Ali dan Khabib juga tak sungkan memperlihatkan identitas keislamannya.
Muhammad Ali dan Perlawanannya Terhadap Diskriminasi Ras dan Agama
Muhammad Ali, yang sebelumnya bernama Cassius Clay, pertama kali memperkenalkan nama islamnya ke publik Amerika dalam sebuah acara talkshow yang dipandu wartawan sahabatnya, Howard Cossel.
Saat itu, Cossel menyapanya dengan panggilan "Cassius". Ali lantas memotong dan mengatakan,
"My name isn't Cassius Clay. Cassius Clay is a slave name and I'm a free man. I am Muhammad Ali."
Howard Cossel kemudian meminta maaf pada Ali dan mengumumkan pada publik yang menonton siaran langsung tersebut bahwa nama Cassius Clay sekarang adalah Muhammad Ali sembari menambahkan bahwa Ali mempunyai hak untuk dipanggil dengan nama apapun yang dia inginkan.