Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Campur Tangan Jenderal Nasution di Balik Jatuhnya Kekuasaan Soekarno (Bagian 2)

30 September 2020   06:19 Diperbarui: 30 September 2020   21:08 6513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diorama penjemputan paksa Jenderal A.H. Nasution di rumahnya (Museum Sasmitaloka/beritajakarta.id) 

Melihat seringai Burhan, Alim tidak menanggapi. Ia menyesap kopi lalu melanjutkan penuturannya.

"Jadi, setelah lolos dari sergapan PKI, praktis jalan ceritanya berpusat pada "pertarungan" Soekarno dan Nasution," kata Alim sambil menggerakkan dua jari tanda mengutip.

"Di markas Kostrad, dengan kewenangannya selaku Menhankam dan Kepala Staf Angkatan Bersenjata, Nasution memerintahkan Soeharto untuk mengambil alih komando Angkatan Darat dan menjalankan operasi pemulihan keamanan di Jakarta serta membebaskan Presiden Soekarno. Sementara dari Halim, atas nama Dewan Revolusi Soekarno menunjuk Mayjen Pranoto Reksosamudro sebagai Menteri Panglima Angkatan Darat, menggantikan posisi Letjen Ahmad Yani.

Dengan didukung pasukan RPKAD, Soeharto berhasil merebut kembali gedung RRI dan memaksa pasukan yang mendudukinya mundur ke Halim. Menyadari kekuatan pasukannya, Soeharto tidak terus mengejar dan memilih untuk mengonsolidasikan kekuatan bersama unsur pasukan lainnya yang masih setia.

Keesokan harinya (2 Oktober 1965), Panglima Angkatan Laut Laksamana R.E Martadinata datang ke markas Kostrad menjenguk Jenderal Nasution. Di sana, Martadinata menunjukkan salinan keputusan Presiden Soekarno yang mengangkat Mayjen Pranoto sebagai Menpangad menggantikan Ahmad Yani.

Kedatangan Martadinata digunakan Nasution untuk meminta dukungan pasukan Angkatan Laut. Setelah berhasil diyakinkan Nasution dan Soeharto, Martadinata menyatakan bahwa pasukannya siap mendukung sepenuhnya langkah Nasution dan Soeharto untuk melawan Gerakan 30 September.

Untuk mencegah agar pasukan Angkatan Darat tidak terpecah lagi, Nasution dan Soeharto kemudian mengundang Pranoto dan meyakinkannya untuk menunda menerima pengangkatannya sebagai Panglima Angkatan Darat sampai setelah Soeharto selesai menumpas percobaan kudeta yang dilakukan PKI.

Nasution juga meminta dukungan Panglima Angkatan Kepolisian Soetjipto Joedodihardjo. Namun, Nasution tidak menghubungi Panglima Angkatan Udara Omar Dhani karena sejak awal Nasution sudah mencurigai hubungan erat Omar Dhani dengan PKI.

Singkat cerita, gabungan prajurit RPKAD dan Angkatan Laut serta pasukan Kostrad yang seadanya, sukses memukul balik Gerakan 30 September dan memaksa Presiden Soekarno untuk pulang ke Istana dan membubarkan Dewan Revolusi. Dan di kawasan Lubang Buaya dekat lapangan Halim itu pula jenazah 6 jenderal yang diculik dan dibunuh berhasil ditemukan."

"Sebentar. Lim, kamu tadi bilang PKI partai yang besar, kuat dan sudah berada di ring satu pemerintahan Soekarno. Sekarang kamu mengatakan PKI yang melancarkan kudeta. Ceritamu kok serba berlawanan sih? Kalau memang PKI itu sudah berkuasa dan Soekarno ada di pihaknya, kenapa PKI harus melakukan kudeta?" kali ini Burhan yang menyela cerita Alim.

"Inilah yang tidak disadari banyak orang. PKI sebenarnya bukan mengudeta Soekarno, melainkan mengudeta Pimpinan Tinggi Angkatan Darat. Kenapa?" tanya Alim retoris.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun