"Menurutmu, benar enggak Soeharto yang mendalangi kudeta terhadap Soekarno?" tanya Karto tiba-tiba kepada Burhan. Di pagi hari mendung keduanya yang tengah menanti orderan ojek online sedang menikmati secangkir kopi hangat di warung kopinya Alim.
"Aduh, PKI lagi PKI lagi. Kamu gak bosan tah setiap bulan September yang dibahas PKI terus?" jawab Burhan.
"Lho, aku gak bahas PKI. Aku cuma nanya peristiwa kudeta terhadap Soekarno."
"Ya kan sama saja, itu sudah satu paket. Kudeta terhadap Soekarno itu terjadi karena ada pemberontakan PKI," kata Burhan.
"Ya wis, gak usah ngotot begitu. Tinggal jawab pertanyaanku saja pakai otot-ototan segala," kata Karto sebal.
"Memang ada apa To, kok tumben kamu bahas kudeta terhadap Soekarno?" Alim, pemilik warung kopi menyela pembicaraan dua orang langganannya itu.
"Nggak apa-apa. Aku kan habis baca buku yang dikasih temanku. Di buku itu diceritakan Presiden Soekarno jatuh karena dikudeta oleh Soeharto. Dia bekerja sama dengan CIA Amerika melakukan Kudeta Merangkak untuk menggulingkan Soekarno. Terus kata temanku tadi, Amerika kan punya kepentingan untuk menumbangkan kekuasaan Soekarno, lalu mereka menjadikan PKI sebagai kambing hitamnya. Makanya, kita harus meminta maaf kepada anak cucu PKI."
"Bukunya judulnya apa sih?" tanya Alim.
"Lupa aku Lim, yang kuingat ada gambar palu aritnya," jawab Burhan.
"Pantas. Hati-hati To, kamu sudah termakan propaganda temanmu lho," kata Alim.