Orang introvert, atau orang yang gemar menulis hingga dia lebih suka diam dan menyendiri tidak bisa begitu saja dikategorikan menderita gangguan kepribadian antisosial.
Orang yang hobi menulis lebih suka menyendiri dan jauh dari kebisingan karena mereka membutuhkan sejumlah waktu sendirian untuk mengumpulkan kembali energi yang hilang. Orang-orang seperti ini selalu merasa terkuras energinya jika mereka mendapat terlalu banyak stimulus sosial.
Penulis lebih banyak diam juga bukan karena mereka tidak senang berbicara dengan orang lain atau malu dan enggan membicarakan sesuatu. Hanya saja mereka lebih suka tidak berbicara tentang hal-hal sehari-hari yang sering muncul dalam obrolan ringan. Para penulis hanya ingin lebih fokus pada dunia batin, ide dan konsep yang ada di pikirannya.
Jika antisosial disamakan dengan keengganan untuk bergaul, orang yang hobi menulis sesungguhnya senang bergaul. Hanya saja mereka cenderung pilih-pilih. Artinya, orang yang pendiam dan penyendiri lebih menyukai orang-orang terpilih yang telah diizinkan masuk ke dalam kehidupan mereka. Orang-orang yang telah membuktikan diri sebagai teman atau keluarga yang setia. Dengan begitu, para penulis yang pendiam ini bisa menikmati bagaimana rasanya memiliki persahabatan yang kaya dan bermakna.
Orang yang Ekstrovert Malah Cenderung Antisosial
Pada dasarnya, tanda dan ciri umum orang dengan kecenderungan ASDP atau antisosial bisa dimiliki siapa saja. Malah kalau kita pikirkan lagi, orang-orang yang ekstrovert atau banyak bicara malah punya kecenderungan ASDP dibandingkan orang yang pendiam.
Orang yang pendiam jarang melanggar hak orang lain. Bagaimana mungkin melanggar lha wong namanya saja pendiam dan penyendiri, jadi pergaulannya terbatas pada teman atau sahabat yang terpercaya saja.Â
Sementara orang-orang ekstrovert pergaulannya lebih luas, temannya lebih banyak. Sehingga kemungkinan mengabaikan atau melanggar hak orang lain juga lebih besar.
Orang pendiam juga jarang berbohong. Seperti kata pepatah tong kosong nyaring bunyinya, semakin banyak orang bicara semakin besar pula dia cenderung untuk berbohong. Malah orang ekstrovert kebohongannya seringkali bersifat instruktif. Mereka melakukan satu kebohongan untuk menutupi kebohongan lainnya.
Jadi, sangat absurd apabila menghubungkan gejala psikopat atau ASPD dengan sifat pendiam dan penyendiri dari orang yang hobi menulis. Karena kecenderungan antisosial sebenarnya bisa terjadi pada siapa saja.
"Ketika kita mengatakan anti-sosial dalam ASPD, itu berarti seseorang yang bertentangan dengan masyarakat, aturan, dan perilaku lain yang lebih umum," simpul Dr. Prakash Masand.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H