Sebagai contoh kompetensi dasar pelajaran IPA kelas VI SD, siswa diharapkan dapat menghubungkan ciri pubertas pada laki-laki dan perempuan dengan kesehatan reproduksi. Nah, coba bayangkan bila anak-anak harus mencari sendiri pengetahuan tersebut melalui Paman Google. Bisa jadi anak-anak malah kesasar mengakses situs-situs yang belum seharusnya mereka ketahui.
Kalau orangtua mengetahui kompetensi dasar tersebut, mereka bisa membimbing dan menjelaskannya sesuai dengan batasan umur siswa, dengan bahasa sehari-hari yang mudah dimengerti.
Tuntutan Pada Orangtua Tidak Diimbangi Dengan Informasi yang Dibutuhkan
Dalam kondisi darurat pandemi, para orang tua diminta untuk memainkan peran yang lebih besar dalam pendidikan anak mereka daripada sebelumnya. Sayangnya, hal ini tidak diimbangi dengan informasi yang memungkinkan orangtua untuk melakukannya.
Mas Nadiem Makarim selaku Mendikbud seyogyanya bisa mengintruksikan pada guru untuk lebih melibatkan peran orangtua dalam pembelajaran dengan cara menjalin komunikasi yang lebih intensif. Tidak hanya sekedar memberi pengumuman resmi dari sekolah, tetapi juga berdiskusi bersama tentang proses pembelajaran daring.
Masukan dari orangtua sangat penting karena bagaimanapun juga orangtua yang lebih mengerti kondisi anak-anak mereka. Apa saja kendala yang dialami anak-anak selama mereka belajar online. Dengan cara ini orangtua dan guru dapat bekerja sama untuk terus memastikan bahwa anak-anak merasa didukung meskipun lingkungan belajarnya kurang ideal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H