Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pengalaman Memakamkan Balita Suspek Covid-19

11 September 2020   23:31 Diperbarui: 13 September 2020   20:10 1715
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pandemi ini nyata, siapa pun bisa kena Covid-19 (ilustrasi: pixabay)

Setelah dimandikan dan dikafani, jenazah balita berusia 4 tahun itu kemudian disalati di ruang tamu rumah Mbak Tutik. Ruang tamu yang sempit itu terasa sesak meskipun hanya sedikit warga yang ikut salat jenazah.

Usai salat, aku bertanya pada Irfan siapa yang akan menggendong jenazah ke pemakaman.

"Aku gak kuat mas," kata Irfan sambil terisak, "Biar bapak saja yang menggendongnya."

Aku menoleh pada bapaknya Ita, yang dijawab dengan anggukan pelan. Kemudian, dibantu pak Mudin dan adiknya Ita, kugendongkan jenazah balita itu ke pangkuan kakeknya.

Dengan dibonceng naik sepeda motor, jenzah putrinya Ita kami antarkan ke pemakaman umum kelurahan. Dalam doanya, pak Mudin menghaturkan harapan pada Sang Khaliq agar meninggalnya anak yang bersih tiada dosa ini bisa membuka pintu ampunan dan menjadi penolong bagi orangtuanya kelak di akhirat serta orangtua dan keluarga lain yang ditinggalkan diberi ketabahan dan kesabaran.

Setelah membantu proses pemakaman, Pak RT melalui grup WhatsApp berpesan pada warga untuk selalu menjaga kesehatan dan mematuhi protokol kesehatan.

Pak RT juga berpesan apabila ada warga yang mengalami gejala sakit demam atau batuk, diharap dengan kesadaran diri sepenuhnya untuk melapor dan melakukan isolasi mandiri atau minimal mengurangi interaksi dengan warga lainnya.

Bagaimanapun juga, terlepas dari masih adanya warga yang tidak percaya atau ragu dengan Covid-19, pandemi ini nyata adanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun