Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Jangan Pernah Membuang Apapun yang Pernah Kamu Tuliskan

23 Agustus 2020   22:25 Diperbarui: 23 Agustus 2020   23:07 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jangan pernah membuang apapun yang pernah kamu tuliskan karena ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan dengannya (unsplash.com/Sarah Brink)

Tidak ada tulisan yang tidak berharga, seburuk apapun tulisan itu.

Sekian lama menjadi penulis konten dan menerbitkan ribuan artikel di Kompasiana maupun blog pribadi, tak ada satu pun tulisan yang kuhapus. Bahkan seandainya file tulisan itu hanya berisi satu kalimat saja.

Aku selalu menyimpan tulisanku dalam folder-folder terpisah. Tulisan yang belum selesai kusimpan di folder draf. Sedangkan tulisan yang sudah ditayangkan kusimpan di folder publish.

Seperti halnya kamu yang suka menulis, ada kalanya pikiranku buntu ketika sedang berada di tengah-tengah artikel, atau cerita, atau postingan blog dan itu tidak membentuk apapun yang aku bayangkan saat memulainya. Bila terjadi seperti ini, apa yang biasanya kamu lakukan?

Menghapus semua kata yang sudah ditulis dan pindah memikirkan ide artikel lain, atau tetap menyimpannya?

3 Hal yang Bisa Kamu Lakukan Pada Tulisanmu yang Terabaikan

Kalau boleh aku sarankan, jangan dihapus. Jangan pernah membuang apapun yang pernah kamu tuliskan karena ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan dengannya.

1. Memperbaiki Tulisan

Hampir tidak ada penulis yang bisa menulis draf pertama dengan begitu sempurna, lalu menerbitkannya dengan sedikit penyuntingan.

"Kamu tidak mulai menulis hal-hal yang baik. Kamu mulai menulis omong kosong dan berpikir itu hal yang baik, dan kemudian secara bertahap kamu menjadi lebih baik. Itulah mengapa saya mengatakan salah satu sifat paling berharga adalah kegigihan. " - Octavia E. Buttler

Saat kamu mulai menulis, kemudian di tengah jalan pikiranmu mendadak kosong dan menemui jalan buntu, simpan tulisanmu. Jangan terburu-buru menghapus atau membuangnya ke kotak sampah.

Sekali waktu, lihat kembali file-file tulisan yang belum kamu selesaikan. Baca dan, percayalah kamu kemungkinan besar dapat menyuntingnya kembali menjadi tulisan yang lebih baik. Bahkan seandainya kamu hanya mampu menambahkan satu kalimat, atau merevisi satu paragraf menjadi lebih baik lagi.

Saat pikiranmu buntu dan tidak menemukan ide apapun untuk melanjutkan tulisan, beristirahatlah. Biarkan tulisan itu tetap ada di tempatnya. Dengan beristirahat, kamu dapat mengalihkan fokus dan pikiranmu menjadi segar kembali. Saat kamu kembali ke tulisan lama, pikiran yang segar itu dapat menangkap ide-ide baru dan membuat tulisan lamamu menjadi tulisan yang hebat.

2. Menggunakannya Kembali

Seandainya kamu tidak dapat menyelamatkan tulisan yang terabaikan itu dengan cara menyunting atau merevisinya, itu tidak berarti tulisanmu tersebut tidak berharga. Suatu saat, kamu pasti akan dapat menggunakan potongan draf pertama dari tulisan gagal itu di artikel atau cerita lain. Entah potongan kalimat, atau satu paragraf utuh.

Saat pikiranku buntu, aku suka membaca konsep-konsep tulisan yang terbengkalai atau belum selesai. Kemudian  kuambil satu dua kalimat atau paragraf dan kutempelkan begitu saja di artikel yang sedang kutulis.

3. Untuk Mengingat Sejauh Mana Pencapaian Keterampilan Menulismu

Bagaimana jika kamu menganggap tulisan itu benar-benar sangat buruk, hingga kamu tidak dapat memperbaiki atau menggunakan beberapa potongan kalimatnya? Bagaimana jika kamu benar-benar yakin bahwa tulisan yang terbengkalai itu adalah sampah yang tidak dapat ditawar lagi kegunaannya?

Seperti yang kukatakan di awal, tidak ada tulisan yang tidak bermanfaat, seburuk apa pun tulisan tersebut. Jika tulisan itu tidak dapat direvisi atau tidak dapat digunakan kembali, tetap ada manfaatnya bagi dirimu sebagai penulis.

Baca kembali tulisan yang kamu anggap sangat buruk dan patut dibuang ke tempat sampah itu. Maka, kamu akan bisa mengingat dan mengenal sejauh mana pencapaian keterampilan menulismu.

Setiap kali kamu menulis sesuatu, kamu menjadi penulis yang lebih baik. Sekalipun progres atau perkembangannya hanya sedikit. Berlatih menulis berarti kamu akan menulis sesuatu yang lebih baik hari ini daripada yang kamu lakukan kemarin.

Jika sesuatu yang kamu tulis bertahun-tahun yang lalu, atau beberapa minggu yang lalu, atau kemarin, atau bahkan beberapa jam yang lalu  itu kamu anggap buruk dan tidak dapat diselamatkan, itu masih berguna sebagai ukuran seberapa jauh kamu sudah berkembang. Kecuali kamu benar-benar baru mulai menulis hari ini.

Bandingkan tulisan lamamu dengan tulisanmu sekarang dan aku jamin kamu akan melihat kemajuan positif.

Sebagai contoh, bandingkan tulisanku yang pertama di Kompasiana ini 8 tahun lalu, dengan beberapa tulisanku yang sekarang. Adakah kamu melihat perbedaan dan perkembangannya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun