Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Aib Si Tina

14 Agustus 2020   07:52 Diperbarui: 14 Agustus 2020   07:50 668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kubuka pintu kamar tempat Tina melahirkan. Tampak oleh mataku ceceran darah di lantai (ilustrasi: unsplash.com/Jonathan Rados) 

Sekeluarga gempar. Mendadak perut Tina terlihat membuncit.

"Kok bisa?" tanya istriku.

"Ya mana kutahu. Salahnya sendiri sering pulang malam."

"Jangan menyalahkan begitu saja dong Mas. Cari tahu, siapa yang menghamili Tina. Siapa calon bakal bayinya itu."

"Bagaimana? Tina sendiri tidak mau bicara sama kita. Tiap hari mengurung diri, keluar cuma buat makan."

"Pokoknya Mas harus cari tahu. Aku gak mau anak Tina nanti tidak jelas siapa ayahnya. Apa kata tetangga nanti Mas?"

Pusing. Aku terus memutar otak mencari jawaban pertanyaan istriku. Tapi semakin kupikir, semakin buntu pula jalan keluarnya.

Kian hari perut Tina semakin membesar. Sudah tidak mungkin lagi menyembunyikannya dari penglihatan tetangga kiri kanan. Bisik-bisik mulai terdengar. Bahkan tukang sayur langganan juga ikut membicarakan.

"Itu perut Tina kok semakin besar, apa mungkin dia hamil?" tanya tukang sayur saat melihat Tina keluar rumah.

"Bukan tidak mungkin lagi. Sudah jelas si Tina hamil," timpal mbak Erna, tetangga sebelah rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun