Masih banyak kebutuhan lah, belum punya uang lah, tunggu gajian dulu lah. Apalagi jika kita cuma pinjam uang puluhan ribu.
"Alah, cuma pinjam segitu saja kamu tagih. Ikhlaskan kenapa sih? Kayak gak punya uang lagi."
Benar kan?
Sekarang, bandingkan dengan percakapan ibu-ibu di warung tetangga sebelah.
"Berapa total belanja saya Bu?"
"Telur sekilo, ayam sekilo, tambah 2 ikat bayam, totalnya 53 ribu Bu."
"Saya utang dulu ya, nanti biar bapaknya anak-anak kalau pulang kerja saya suruh bayar."
Perhatikan, ibu-ibu kalau belanja tidak pernah pinjam uang, melainkan "utang". Karena akadnya utang, mereka merasa punya kewajiban melunasi utangnya.
Gak pernah kita dengar percakapan di warung tetangga sebelah seperti ini:
"Bu, saya pinjam belanjaan ini ya. Nanti saya kembalikan."
Kalau beli, kita bisa utang. Tapi kalau lagi membutuhkan uang, kita pakai istilah "meminjam uang". Lantas, mengapa tidak kita gunakan kata "utang" saja saat ada seseorang yang hendak meminjam uang pada kita?
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!