Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Keutamaan yang Hilang Jika Kita Memilih Berkurban secara Online

27 Juli 2020   21:55 Diperbarui: 29 Juli 2020   11:05 831
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang dimaksud dengan orang-orang yang tidak meminta adalah mereka yang rela dengan apa yang ada padanya, alias sudah berkecukupan. Termasuk dalam pengertian "orang yang tidak meminta" ini adalah orang-orang kaya yang dalam keseharian mereka mungkin sudah terlalu sering makan lauk daging.

Solusi Agar Ibadah Kurban Tepat Sasaran Tanpa Kehilangan Sunah-sunahnya

Lalu, bagaimana solusinya agar kita tetap mendapatkan keutamaan ibadah kurban, sekaligus menumbuhkan empati pada masyarakat tidak mampu yang berada di luar daerah?

Dengan tidak bermaksud menafikan manfaat dan kepraktisan kurban online, solusi yang lebih tepat adalah kita tetap menyembelih hewan kurban di daerah kita sendiri. Setelah itu, kita bisa mendistribusikan daging kurban daerah lain yang masyarakatnya lebih membutuhkan.

Bagaimana dengan masyarakat tidak mampu di wilayah-wilayah pelosok? Bukankah mereka juga semestinya bisa mendapatkan hewan kurban untuk disembelih dan dagingnya dibagi-bagikan?

Dalam hal ini, pengorbanan kita benar-benar diuji. Jika kita ingin berkurban tanpa menghilangkan sunah-sunahnya sekaligus membantu masyarakat tidak mampu di daerah-daerah terpencil, maka berkurbanlah dua kali lipat!

Hewan kurban pertama disembelih di daerah kita sendiri, dan hewan kurban kedua bisa kita kirim ke daerah-daerah yang kita kehendaki. Baik itu melalui kurban online maupun patungan dengan beberapa teman.

Semangat untuk berbagi dan empati pada masyarakat yang tidak mampu seharusnya juga akan menambah semangat berkurban kita. Untuk itu, kita bisa mencontoh kisah Nabi Ibrahim dalam berkurban.

Suatu ketika, Nabi Ibrahim a.s berkurban sejumlah 1000 ekor domba, 300 sapi dan 100 ekor onta. Orang-orang pun bertanya, untuk apa kurban sebanyak itu. Nabi Ibrahim menjawab bahwa itu semua tak seberapa. 

Bahkan seandainya Allah menginginkan anaknya pun dia bersedia berkurban. Hingga kemudian Allah benar-benar menguji Nabi Ibrahim agar mengorbankan putranya Ismail.

Lihatlah bagaimana Nabi Ibrahim a.s berkurban. Sebegitu banyaknya hewan ternak yang dikurbankan ternyata masih dianggap tak seberapa.

Jadi dengan berkurban dua kali lipat dari yang biasanya kita lakukan dan membagi dua: satu untuk disembelih di tempat sendiri dan satu disalurkan ke daerah lain, kita masih bisa menjalankan sunah-sunah ibadah kurban sekaligus keutamaan membantu masyarakat tidak mampu di daerah-daerah pelosok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun