Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kejarlah Ilmu Sampai ke Rumah Guru

27 Juli 2020   00:06 Diperbarui: 27 Juli 2020   00:20 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beda zaman beda pula kelakuan kita dalam mencari ilmu (ilustrasi: Gender Progressive melalui islampos.com)

"al-ilmu qabla 'l-qaul wa 'l-'amali".

Artinya bahwa sebelum kita berkata dan berbuat, yang lebih dahulu harus kita miliki adalah ilmu tentang hal tersebut. Inilah yang kemudian menjadikan ilmu sebagai syarat benarnya suatu perkataan atau perbuatan.

Sementara ungkapan yang kedua, "adab mendahului ilmu" adalah implikasi atau sebab dari akibat adanya ilmu tersebut. Banyak contoh di sekitar kita, orang-orang yang tadinya seorang penuntut ilmu, namun pada akhirnya dia tidak mendapatkan apa-apa atau ilmunya menjadi tidak berguna karena tidak adanya moral/ kurangnya adab pada dirinya.

Sama seperti ilmu yang menjadi syarat atas benarnya sebuah amal, maka adab adalah syarat atas berkahnya sebuah ilmu. Islam menempatkan adab ini ke dalam posisi yang penting. Bukankah Allah sendiri memuji nabi Muhammad karena adab beliau?

Beda Zaman, Beda Pula Kelakuan Kita Dalam Mencari Ilmu

Orangtua kita dahulu selalu mendorong atau memberi contoh pada anak-anaknya dengan mengambil idola pada tokoh-tokoh yang berilmu, sekaligus beradab/bermoral tinggi. Pahlawan, ulama atau tokoh-tokoh lain yang sudah terbukti memberi kontribusi pada masyarakat baik karena perjuangan fisiknya, atau ilmu pengetahuannya. Hal ini tidak kita dapati lagi di zaman sekarang. 

Beda usia, beda selera. Beda zaman, beda pula kelakuan. Tak hanya adab saja yang semakin berkurang, cara mencari ilmunya pun sudah jauh berbeda.

Dulu, murid mengejar ilmu sampai ke rumah guru. Sekarang, justru guru yang mengejar murid sampai ke rumahnya.

Zaman dahulu, orang sulit mencari ilmu tapi mudah mengamalkannya. Zaman sekarang, orang mudah mencari ilmu tapi sulit mengamalkannya.

Dahulu ilmu dikejar, ditulis, dihafal, diamalkan dan diajarkan. Sekarang ilmu diunduh, disimpan dan dikoleksi, lalu diperdebatkan.

Dahulu, butuh peras keringat dan banting tulang untuk mendapatkan ilmu. Sekarang, cukup peras kuota internet sambil duduk manis ditemani secangkir minuman dan makanan ringan.

Dahulu, ilmu disimpan di dalam hati. Selama hati masih normal, ilmu tetap terjaga. Sekarang, ilmu disimpan di dalam memori gadget. Kalau baterainya habis, ilmu akan tertinggal. Kalau gadgetnya rusak, ilmunya juga ikut lenyap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun