Pelajaran dan keteladanan bisa didapatkan dari siapa saja, dari apa saja. Termasuk dari seekor binatang sekalipun. Allah sendiri memberi teladan bagi umat manusia melalui 3 binatang yang namanya dijadikan nama surah dalam Al Quran: Semut (An Naml), Laba-laba (Al Ankabut) dan Lebah (An Nahl).
Sementara dalam dunia literasi, kita mengenal nama Aesop melalui fabel atau dongeng binatang-binatangnya. Kisah lomba lari antara kelinci dan kura-kura, kisah semut dan belalang, serta beberapa fabel lainnya. Semua dongeng tersebut membawa moral cerita yang memberi keteladanan hidup bagi manusia.
Lewat seekor binatang pula aku pernah mendapat pelajaran tentang cinta dan bagaimana menjadi orangtua. Pelajaran itu kudapatkan dari seekor induk kucing yang setiap hari menumpang makan di depan rumahku.
Perilaku Induk Kucing Saat Mengasuh Anaknya
Sejak datang ke rumahku, kucing betina berwarna putih hitam ini sudah tiga kali melahirkan, hasil dari hubugan cintanya dengan seekor kucing jantan hitam.Â
Karena sudah lama kuberi makan dan tinggal di teras rumah, sedikit-sedikit aku mulai memahami bagaimana kehidupan seekor induk kucing, yang darinya aku mendapatkan pelajaran berharga.
Kucing betina termasuk jenis hewan yang setia. Jika dia sudah ditaklukkan oleh seekor kucing jantan, dia tidak akan berpindah ke lain hati. Bahkan saat masa bulan madunya, kucing betina rela meninggalkan rumahnya hanya untuk mengikuti si kucing jantan, kemana pun kucing jantan itu pergi.
Ibarat roman karya Pujangga Baru, kucing betina tidak mengenal konsep 'move on'. Sekali mencinta, sesudah itu mati. Begitu setia.
Saking setianya, jika kucing jantan pasangannya itu berkelahi dengan kucing jantan lain, kucing betina ini akan membantu pasangannya. Bila perlu sampai berdarah-darah.
Ini baru pelajaran tentang cinta kepada pasangannya. Pelajaran berikut yang kuperoleh dari kucing betina ini adalah saat ia melahirkan dan menjadi induk kucing.
Ketika anak-anaknya masih berusia 1-3 bulan, induk kucing bisa menjadi hewan yang paling rakus. Dia tidak akan membiarkan siapa pun merebut makanan yang sudah diperolehnya, termasuk anak dan pejantannya sendiri.