Bila pembelajarannya melalui grup WhatsApp atau Google Classroom, guru dapat menetapkan aturan dan etika obrolan atau komentar yang harus diikuti siswa.Â
Aturan dan etika ini bisa ditulis di info grup dan apabila ada obrolan atau komentar yang melenceng, guru dapat mengingatkan siswanya.
Bila pembelajarannya  melalui pertemuan virtual, guru dapat memberitahu siswa bagaimana cara menggunakan microphone atau kamera hingga etika bertanya tanpa harus mengganggu presentasi yang sedang berlangsung.
3. Mempersingkat Waktu Pembelajaran
Anak-anak mungkin bisa betah menatap layar ponsel berjam-jam ketika mereka bermain gim. Tapi ini tidak berlaku saat mereka harus belajar online. Sama halnya dengan waktu belajar di kelas tradisional, mereka mudah merasa bosan.
Karena itu, waktu pembelajaran online harus lebih singkat dari waktu belajar di kelas tradisional. Sepengalaman saya mengajar dan menyampaikan materi pelatihan online, peserta pembelajaran dapat bertahan dan fokus pada materi paling lama sekitar 1 jam saja.
Agar materi pelajaran dapat disampaikan dengan baik, guru dapat membaginya menjadi beberapa bagian kecil yang disampaikan dalam waktu yang berbeda.
Misalnya, pagi hari menyampaikan materi sub tema 1 selama satu jam kemudian istirahat. Selang dua jam berikutnya mulai belajar sub tema 2 atau melanjutkan materi sebelumnya bila belum selesai.
Guru juga dapat menggunakan sesi belajar pertama dengan mengirim materi pelajaran, baik itu berupa teks, gambar, rekaman suara hingga video, kemudian di sesi belajar berikutnya diisi dengan tanya jawab.
Dengan membagi materi pelajaran menjadi potongan-potongan konten belajar yang lebih kecil, guru dapat mengelolanya lebih baik dan membantu menjaga siswa agar tetap terlibat dan merasa antusias dengan pengalaman belajar online mereka.
4. Melibatkan Siswa Dalam Pembelajaran Online
Dari pembelajaran online yang diikuti dua anak saya (satu di SD dan satunya di SMP), saya mengamati kelas online praktis berlangsung satu arah. Guru hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran dan memberi tugas untuk dikerjakan. Selesai sudah.
Tidak banyak dan mungkin malah jarang sekali siswa terlibat aktif di kelas online mereka. Sepinya aktivitas kelas online dan terlalu sedikitnya siswa yang terlibat lebih banyak disebabkan guru tidak dapat memancing keterlibatan siswanya.