Wieden sudah membuat presentasi kampanye pemasaran, namun ide slogan baru itu tak kunjung datang. Berbagai buku, koran, manuskrip dan bahan bacaan lain sudah dibaca berulangkali oleh Wieden untuk mencari inspirasi.
Kisah Gary Gilmore, Terpidana Mati yang Kata-Kata Terakhirnya Menjadi Inspirasi Slogan Nike
Hingga tibalah Wieden membaca berita tentang eksekusi mati seorang pembunuh, yang kebetulan berasal dari Oregon, tempat biro iklan Wieden & Kennedy berkantor. Pembunuh itu bernama Gary Gilmore.
Pada 19 Juli 1976, Gary Gilmore merampok sebuah pompa bensin di sebuah tempat di negara bagian Utah dengan todongan senjata. Setelah mengambil uang tunai, dia kemudian meminta karyawan pompa bensin berbaring telungkup di tanah sebelum mengeksekusinya.
Keesokan harinya, Gary merampok sebuah motel. Â Kemudian, seperti yang dia lakukan pada karyawan pompa bensin, Gary memaksa karyawan motel berbaring lalu menembaknya.
Saat mengeksekusi karyawan motel itu, tangan Gary Gilmore tidak sengaja tertembak senjatanya sendiri. Kejadian ini dilihat seorang saksi yang kemudian menjadi catatan polisi untuk memburu seseorang yang tangannya tertembak.
Gary kemudian berlindung di rumah Brenda, sepupunya. Ironisnya, Brenda yang tidak tahu Gary telah merampok dan membunuh malah menelpon polisi dengan harapan tangan Gary yang tertembak bisa segera diobati.
Singkat cerita, atas rekomendasi dewan juri Pengadilan Tinggi Negara Bagian Utah, Gary Gilmore dijatuhi hukuman mati. Gary Gilmore diberi pilihan: Digantung atau ditembak mati!
Gary memilih dihadapkan pada regu tembak. Pada 17 Januari 1977, Gary dieksekusi. Dia diikat di kursi dan lima polisi yang bertugas sebagai algojo sudah berada di depannya, siap mengokang senjata.
Sebelum menutup kepala Gary, kepala regu tembak bertanya, "Ada kata-kata terakhir?"
Gary Gilmore menjawab,