Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah Tragis di Balik Slogan Nike "Just Do It"

2 Juli 2020   23:25 Diperbarui: 2 Juli 2020   23:29 1368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin tidak ada slogan merek paling dikenal sepanjang masa selain "Just Do It". Slogan ikonik milik perusahaan pemasok keperluan olahraga ternama Nike ini sederhana hingga mudah diingat di luar kepala. 

Saking populernya, slogan "Just Do It" yang secara harfiah, berarti "Lakukan Saja" sering dijadikan inspirasi dan motivasi bagi setiap orang agar tidak menunda-nunda pekerjaan.

Tapi, tidak banyak orang yang tahu bahwa ada kisah tragis dibalik terciptanya slogan tersebut. Biasanya, slogan sebuah merek kadang diambil dari kisah-kisah sukses, atau terinspirasi dari hal-hal yang positif.

Sebaliknya, slogan "Just Do It" justru diambil dari kata-kata terakhir seorang terpidana mati yang sedang menghadapi regu tembak.

Penjualan Turun, Nike Butuh Kampanye Pemasaran yang Lebih Segar

Sejarah dibalik terciptanya slogan Nike ini berawal dari Dan Wieden, salah satu pendiri biro iklan terkenal, Wieden & Kennedy. Pada 1988, perusahaan Wieden disewa oleh Nike untuk melancarkan kampanye pemasaran mereka.

Saat itu, Nike sudah tumbuh menjadi perusahaan multinasional. Mereka juga berhasil menggaet bintang basket Michael Jordan, yang kelak sukses dengan produk ikoniknya Air Jordan.

Meski begitu, pada 1987 penjualan Nike dilaporkan turun 18 persen dan pendapatan perusahaan anjlok sebesar 40 persen. Di satu sisi, Reebok, salah satu kompetitor utama Nike dilaporkan sedang melaju kencang dan bersiap mengambil alih pangsa pasar sepatu olahraga.

Nike tentu saja tidak ingin pasar yang sudah lama dicengkeramnya diserobot oleh Reebok, maupun pesaingnya yang lain. Mereka butuh penyegaran, butuh kampanye pemasaran yang baru yang bisa mendongkrak baik target penjualan maupun imej perusahaan.

Nike kemudian mengontrak Wieden & Kennedy, salah satu biro iklan ternama yang berkantor pusat di Oregon. Oleh Dan Wieden, Nike disarankan untuk menciptakan slogan baru. Slogan dengan frasa yang pendek saja agar mudah diingat setiap orang.

Namun, menghadirkan frasa pendek dan kuat bukan pekerjaan mudah. Wieden membutuhkan sesuatu yang akan berdampak pada pembeli, memiliki daya tarik luas, dan kekuatan merek yang berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun