Alih-alih memberi jawaban yang rumit, Billy dan Nick mengatakan mereka akan menunggu pisau blender berhenti berputar lalu mencoba memanjat keluar.
Benjamin, pewawancara dari Google mengatakan mesin blender akan terus berputar tanpa henti. Namun Billy dan Nick menolak pengandaian tersebut karena faktanya tidak ada mesin yang kekal, yang bisa terus berputar selamanya. Sebuah mesin, secanggih apa pun pasti ada masanya untuk berhenti beroperasi.
Lebih jauh, Billy dan Nick mengatakan yang penting adalah bukan bagaimana cara mereka keluar dari blender, melainkan apa yang akan bisa mereka lakukan setelah keluar dan memasuki dunia nyata. Jawaban yang kritis dan kreatif itu akhirnya membuat Billy dan Nick diterima sebagai karyawan magang bersama beberapa anak muda lulusan universitas ternama.
Dua kisah yang kusampaikan di atas mengajarkan bahwa berpikir kritis dan kreatif mutlak diperlukan tak hanya dalam dunia pendidikan, melainkan juga dalam dunia kerja dan kehidupan sehari-hari.
Untuk membangun dan membina satu bakat kreatif, kita membutuhkan banyak dana, waktu dan tenaga. Sementara untuk mematikan seribu bakat kita hanya membutuhkan sebuah lingkungan belajar yang membuat suntuk, atau pendidik yang tidak berkompeten, atau tidak sportif yang mampu membunuh bakat siswa-siswanya hanya dalam waktu satu minggu saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H