Sementara di media sosial, banyak sekali komentar maupun postingan yang menyepelekan sekaligus menafikan keberadaan virus corona. Mereka dengan teganya bahkan menuduh pihak rumah sakit dan tenaga kesehatan mengambil keuntungan dari setiap pasien yang ditangani menurut prosedur Covid-19. Bahkan, tidak sedikit netizen yang memberi emoticon tertawa saat menanggapi berita meninggalnya tenaga kesehatan maupun pasien yang diberi label "karena Covid-19".
Agaknya, 3 bulan masa karantina di rumah saja semakin melunturkan nurani kemanusiaan banyak orang. Mereka seolah tidak mau melihat betapa banyak dokter, perawat dan tenaga kesehatan lain juga ikut gugur saat melaksanakan tugas mereka, merawat ribuan pasien yang terindikasi maupun sudah terinfeksi virus corona.
Ketidakpercayaan akan pandemi Covid-19 adalah hak setiap orang. Mau meyakini pandemi Covid-19 ini adalah konspirasi, atau percaya bahwa penanganan Covid-19 terhadap setiap pasien dilakukan untuk mengejar keuntungan rumah sakit dan tenaga kesehatan, itu hak kita masing-masing. Tapi, justru ketika itu diperlihatkan, kita mempertontonkan kebodohan kita sendiri.
Logika kita menjadi terbalik. Saat jumlah kasus positif masih bisa dihitung dengan jari, kita panik. Sebaliknya, ketika jumlah kasus positif kian bertambah banyak, memecahkan rekor kasus harian sebelumnya, kita menjadi semakin tidak peduli.
Karena terbalik, nurani kemanusiaan kita pun ikut jatuh ke titik terendah. Empati kita terhadap sesama semakin berkurang. Yang ada di pikiran kita sekarang ini adalah bagaimana mengurus dan menyelamatkan hidup kita sendiri. Peduli setan dengan Covid-19 dan penyebarannya. Toh kita semua juga akan mati. Entah karena Covid-19, atau sebab yang lain.
Untuk kalian yang logikanya terbalik seperti ini, aku hanya menyarankan jaga terus kesehatan kalian. Kalau nanti sakit, jangan berobat ke dokter atau minta dirujuk rumah sakit. Kalau kritis, jangan sampai meninggal dunia di rumah sakit.
Toh kalian sudah tidak peduli dengan hajat hidup orang lain bukan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H