Tapi mereka berhasil. Dan kesuksesan perdangangan mereka juga tidak memakai strategi marketing seperti yang kita kenal saat ini.
Apa Rahasia dan Strategi Marketing yang Mereka Gunakan?
Setiap orang mungkin bisa memiliki tafsir sendiri-sendiri terhadap kesuksesan perniagaan yang dilakukan Rasulullah dan para sahabatnya. Namun yang pasti, ada satu kesimpulan yang bisa kita ambil pelajarannya dari kesuksesan bisnis Rasulullah dan para sahabatnya tersebut.
Saat berbisnis, Rasulullah dan para sahabatnya memakai strategi marketing langit. Strategi inilah yang jarang digunakan para pebisnis, para pelaku usaha sekarang ini.
Strategi marketing langit yang digunakan Rasulullah dan para sahabat itu namanya "Akhlak".
Bisnis bukan hanya tentang strategi pemasaran. Bisnis bukan hanya tentang jual beli. Bisnis bukan hanya tentang untung rugi, laku banyak atau sedikit. Bisnis itu tentang mental yang membutuhkan akhlak.
Saat berbisnis, Rasulullah akhlaknya terpuji, sampai masyarakat Arab menggelari beliah Al-Amin. Begitu pula dengan para sahabat. Sekarang coba pikirkan kembali konsep akhlak ini dalam dunia bisnis.
Siapa sih pembeli yang tidak suka, jika sikap dan akhlak penjualnya terpuji? Sebaliknya, tidak ada pembeli yang suka jika penjualnya memiliki akhlak yang buruk, sikap penjual seenaknya sendiri.
Berbisnis dengan Akhlak yang Terpuji
Dalam berbisnis, yang dibutuhkan seorang penjual adalah pembeli. Maka, janganlah jadi penjual yang ketus, sombong, angkuh, pamer. Sikap seperti ini tidak disukai oleh Sang Pemilik Langit dan Bumi. Nah, jika sikap kita tidak disukai pembeli dan Pemberi Rezeki, apakah ada jaminan bisnis kita akan lancar, dagangan kita akan laku banyak?
Ada orang yang membeli, bersikaplah ramah. Ada orang yang hanya bertanya dagangan kita, jawablah dengan terpuji. Ada yang sudah tanya-tanya tapi tidak jadi membeli, tetaplah tersenyum kepadanya. Beli nggak beli, ramah ke semua orang itu harus menjadi sikap kita.
Bisnis itu memerlukan akhlak. Jika dalam menjalankan bisnis skala kecil saja akhlak kita tidak baik, bagaimana kita pantas menjalankan bisnis yang lebih besar?