Berolahraga ringan akan mengoptimalkan sirkulasi darah dan fungsi kelenjar getah bening. Nah, otomatis proses detoksifikasi pun berjalan lancar. Selain itu, berolahraga ringan juga dapat menjaga proses metabolisme tubuh kita tetap terjaga sehingga tubuh tidak akan terasa lemas dan lesu.
Selain itu, berolahraga ringan juga dapat membuat suasana hati kita menjadi lebih bersemangat. Ketika berolahraga tubuh akan mengeluarkan hormon endorfin yang bisa menimbulkan rasa bahagia. Menurut ahli dari University of Vermont, olahraga dalam 20 menit saja sudah bisa memperbaiki suasana hati hingga 12 jam.
Pada dasarnya, semua jenis aktivitas olahraga ringan baik bagi kesehatan tubuh. Namun, ada alasan tersendiri mengapa aku memilih bersepeda dibandingkan olahraga lainnya, seperti jogging atau bulutangkis ala kadarnya di halaman rumah.
Bersepeda Mengandung Nilai Falsafah yang Tinggi
Di luar manfaat fisiknya, bersepeda itu memiliki nilai filsafat yang tinggi. Pernah dengar kutipan berikut ini?
"Hidup itu seperti mengendarai sepeda. Untuk menjaga keseimbangan, kamu harus terus bergerak."
Kalimat bijak ini ditulis Albert Einstein, ilmuwan besar pencetus teori relativitas dalam suratnya kepada anaknya Eduard, 5 Februari 1930. "Life is like riding a bicycle. To keep your balance you must keep moving." Dan, kata bijak inilah yang membuatku jatuh cinta dengan olahraga bersepeda.
Hidup tidak akan banyak berguna jika kita tidak bergerak atau beraktivitas. Begitu pula saat kita sedang menjalankan ibadah puasa. Nilai ibadah puasa kita berkurang manfaatnya jika selama puasa kita hanya rebahan saja.
Bersepeda juga mengandung falsafah tinggi dalam aktivitas menulis. Ingat nggak saat kita belajar naik sepeda. Kita dengarkan segala macam nasehat dari orangtua, saudara atau teman yang sudah berpengalaman naik sepeda.
"Nanti pedalnya diinjak dulu ya,"
"Pokoknya jangan takut jatuh, itu sudah biasa,"