Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Berdamai dengan Virus Corona, Seperti Ini Maksud Presiden Jokowi

8 Mei 2020   14:57 Diperbarui: 8 Mei 2020   15:01 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasar Pagi Salatiga "sudah berdamai dengan virus corona" dengan tetap menjaga jarak (ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho melalui suara.com)

Presiden Jokowi kembali melontarkan pernyataan yang membingungkan rakyatnya. Usai kontroversi perbedaan mudik dan pulang kampung, kali ini Jokowi meminta masyarakat untuk berdamai dengan virus corona.

Sontak, pernyataan yang diungkapkan lewat akun twitter @Jokowi ini langsung mengundang kebingungan netizen. Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman yang kerap kritis terhadap pemerintah meminta Jokowi menjelaskan maksud pernyataan tersebut karena multitafsir.

"Maaf pak @jokowi, apa makna "berdamai dg virus" itu? Mohon penjelasan. Kalau mau bikin kategorisasi, statemen ini masuk kategori: "pernyataan kalah perang?" Atau "sikap pasifisme?" Atau "kata2 filosofis?" Atau "kepasrahan krn ruwet?" Selamat ibadah Ramadhan pak, smg sehat selalu," tulis Sohibul di akun Twitternya, @msi_sohibuliman yang dikutip pada Jumat, 8 Mei 2020.

Wajar jika masyarakat terutama netizen bingung dengan pernyataan Jokowi yang ingin berdamai dengan virus corona. Pasalnya, sejak kasus positif corona pertama ditemukan di Indonesia, Jokowi sendiri yang menyatakan perang melawan Corona dengan target menurun pada bulan Mei ini.

Dan seperti biasa, pihak Istana pun mencoba menjelaskan maksud dari pernyataan presiden.

Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmuddin mengatakan, yang dimaksud Jokowi adalah roda perekonomian rakyat harus tetap berjalan selama vaksin untuk virus corona belum ditemukan. Tentu saja, aktivitas masyarakat harus memperhatikan protokol kesehatan.

Kata Bey, makna bisa hidup damai dengan Covid-19 adalah adanya tatanan baru dalam kehidupan masyarakat di tengah pandemi ini.

"Ya, artinya jangan kita menyerah, hidup berdamai itu penyesuaian baru dalam kehidupan. Ke sananya yang disebut The New Normal Tatanan Kehidupan Baru," kata Bey, saat dihubungi, Jumat 8 Mei 2020.

Pemerintah sendiri terus berupaya agar pandemi Covid-19 tidak sampai menghambat sendi-sendi kehidupan yang lain.

"Tapi, kita tidak boleh menjadi tidak produktif, karena adanya covid, menjadikan adanya penyesuaian dalam kehidupan. Covid memang belum ada antivirusnya, tapi kita bisa mencegah tertular," kata Bey lebih lanjut.

The Power of Acceptance

Dalam literatur manajemen dan kepemimpinan, pernyataan presiden Jokowi bisa kita maknai dengan istilah "The Power of Acceptance". Yaitu suatu keadaan pada diri kita yang 'mengakui' adanya suatu kondisi tertentu yang sedang terjadi atau bahkan antisipasi terhadap kondisi yang mungkin terjadi.

Kita harus mengakui kondisi dunia saat ini sudah berubah karena virus corona. Dengan mengakui apa yang terjadi ini sebagai "It is happening now ..." atau "It has been happening ..." kita bisa segera menyusun langkah mitigasinya seperti apa. Tanpa pengakuan dan penerimaan, sulit bagi kita untuk bisa melangkah ke hari depan karena yang ada hanya keluh kesah tanpa ujung.

Masalahnya, tidak semua orang mau mengakui, menerima dan mengantisipasi perubahan yang akan terjadi pascapandemi. Tak perlu jauh-jauh, pemerintah sendiri awal mulanya juga tidak mau menerima dan mengakui, betul kan? Malah dengan "pongahnya" banyak pejabat pemerintah sesumbar bisa mengalahkan atau menangkal virus corona.

Ini hal yang wajar, karena menurut John Kotter dalam karyanya "The Iceberg is Melting", untuk mengakui suatu keadaan yang sedang terjadi ada saja pihak yang belum mau mengakuinya. Karena itulah Jhon Kotter menekankan perlunya kita mengakui dengan segera perihal terjadinya suatu perubahan agar kita bisa segera pula menyusun mitigasi dan langkah-langkah antisipasinya.

Jadi, tidak seperti yang dimaksudkan Sohibul Iman bahwa Presiden Jokowi mengajak rakyat untuk pasrah karena kehidupan yang ruwet atau sikap pasifisme, pernyataan damai ini dimaksudkan Jokowi agar masyarakat bisa segera beradaptasi dengan perubahan kehidupan pascapandemi. Karena bagaimanapun juga, wajah dunia kita tidak akan sama lagi.

Anggap saja, seperti yang dikatakan Bey Machmudin, kita akan segera memasuki The New Normal Tatanan Kehidupan Baru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun